RELEVANSI KURIKULUM MERDEKA DENGAN PEMIKIRAN FILOSOFIS KI HADJAR DEWANTARA

Penulis

  • Gede Agus Siswadi Universitas Gadjah Mada

DOI:

https://doi.org/10.25078/sa.v4i2.2452

Kata Kunci:

Kurikulum Merdeka, Merdeka Belajar, Ki Hadjar Dewantara

Abstrak

Pendidikan merupakan sarana dalam mencapai tujuan kehidupan yang lebih baik. Artinya, melalui pendidikan, manusia akan menyadari potensi yang lahir dalam setiap individu. Sehingga, merencanakan pendidikan saat ini adalah menyiapkan generasi yang mendatang. Demikian pentingnya pendidikan dalam semua aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, perencanaan pendidikan yang matang sangat dibutuhkan serta bentuk-bentuk penyesuaian pendidikan dengan kondisi saat ini. Hal yang paling penting diperhatikan dalam pendidikan yakni kurikulum yang akan berpengaruh pada pelaksanaan dari pendidikan tersebut. Hingga saat ini, pendidikan di Indonesia telah mengalami perubahan kurikulum sebanyak sebelas kali. Dan saat ini mulai diberlakukannya kurikulum merdeka. Upaya untuk menelusuri makna filosofis dalam kurikulum merdeka ini menjadi fokus dalam penelitian ini. Melalui metode penelitian kualitatif dengan pendekatan hermeneutik filosofis, maka hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kurikulum merdeka memiliki prinsip yang sama dengan pandangan Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan. Hal ini dapat diperhatikan dalam makna belajar yang dirumuskan oleh Ki Hadjar Dewantara dengan kurikulum merdeka yakni belajar merupakan upaya untuk menumbuhkan seluruh potensi alamiah yang dimiliki oleh anak didik. Sehingga makna mengajar adalah menuntun anak didik untuk dapat menyadari keunikan serta kodrat alamiah yang dimiliki oleh anak didik. Peran siswa dalam konteks ini adalah aktif dan mandiri dalam proses pembelajaran, dan peran guru yakni sebagai seorang penuntun, fasilitator dan juga motivator bagi anak didik.

Referensi

Bakker, A., & Zubair, A. C. (2007). Metodologi Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.

Dewantara, K. H. (2004). Pendidikan. Cetakan Ketiga Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, Yogyakarta.

Dewantara, K. H. (2009). Menuju Manusia Merdeka. Yogyakarta: Leutika.

Freire, P. (2007). Pendidikan Kaum Tertindas. Jakarta: LP3ES.

Kurniasih, I. (2022). A-Z Merdeka Belajar + Kurikulum Merdeka. Jakarta: Kata Pena.

Mulyasa. (2022). Menjadi Guru Penggerak Merdeka Belajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Murtiningsih, S. (2004). Pendidikan Alat Perlawanan: Teori Pendidikan Radikal Paulo Freire. Yogyakarta: Resist Book.

Rahardjo, S. (2020). Biografi Singkat (1889-1959) Ki Hadjar Dewantara. Sleman: Garasi House of Book.

Rahayu, R., Rosita, R., Rahayuningsih, Y. S., Hernawan, A. H., & Prihantini. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Penggerak. Jurnal Basiedu, 6(4), 6313–6319.

Siswadi, G. A. (2022a). Konsep Merdeka Belajar dalam Kurikulum Merdeka ditinjau dari Perspektif Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Relevansinya dengan Penguatan Karakter Pelajar Indonesia. Yogyakarta: Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada.

Siswadi, G. A. (2022b). Pendidikan yang Membebaskan dalam Pandangan Ivan Illich: Suatu Kritik Terhadap Sistem Dehumanisasi dalam Pendidikan. Sang Acharya: Jurnal Profesi Guru.

Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Widyastuti, A. (2022). Merdeka Belajar Pendidikan Anak Usia Dini dan Implikasinya: Merdeka Belajar, Merdeka Bermain. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Zed, M. (2004). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Nasional.

Unduhan

Diterbitkan

01.11.2023

Terbitan

Bagian

##section.default.title##
Abstrak viewed = 425 times