MENUMBUHKAN KEMAMPUAN REGULASI EMOSI SISWA PADA USIA REMAJA MELALUI PRAKTIK PRANAYAMA DAN BUTTERFLY HUG
DOI:
https://doi.org/10.25078/sa.v4i1.3233Kata Kunci:
Emotion regulation; Youth students; Pranayama; and Butterfly hug.Abstrak
Perubahan emosi yang terjadi pada masa remaja mempunyai dampak yang besar dalam kehidupan para remaja. Emosi yang dialami oleh siswa pada usia remaja biasanya cenderung lebih meledak-ledak. Remaja yang memiliki regulasi emosi rendah dapat mengalami beragam bentuk psikopatologi remaja, baik dari gangguan internal maupun eksternal. Untuk menumbuhkan kemampuan regulasi emosi siswa pada usia remaja, latihan pranayama dan butterfly hug dapat menjadi pembiasaan yang dapat dilakukan; Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana menumbuhkan kemampuan regulasi emosi siswa pada usia remaja melalui pranayama dan butterfly hug; Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif; Hasil dari artikel ini adalah melaui praktik paranayama dan butterfly hug ini, siswa pada usia remaja akan berlatih untuk lebih peka dan berkesadaran untuk mendengarkan dan merangkul dirinya secara utuh, sehingga hal ini akan pelan-pelan dapat menumbuhkan kemampuan regulasi emosi dengan baik; Kesimpulan dalam artikel ini yaitu adapun faktor-faktor yang mempengaruhi regulasi emosi siswa pada usia remaja yaitu usia, jenis kelamin, religiusitas, kepribadian, pola asuh, budaya, tujuan dilakukannya regulasi emosi, frekuensi individu melakukan regulasi emosi dan kemampuan individu dalam melakukan regulasi emosi. Menumbuhkan kemampuan regulasi emosi siswa pada usia remaja dapat dilakukan pembiasaan praktik pranayama, khususnya nadhi sodhana paranayama dan dibarengi dengan butterfly hug.
Referensi
Anggriawan, F. (2014). Humaniora. Diakses pada tanggal 06 Juli 2023, dari link SINDONEWS.com:http://nasional.sindonews.com/read/906057/15/narkoba dikalangan-pelajar-mahasiswa-makin-parah-1411908498.
Anoraga, W. (2015). Liputan Khusus. Diakses pada tanggal 06 Juli 2023, dari link IndonesianReview.com:http://indonesianreview.com/wiraanoraga/pendidikan-kian-loyo.
Arviani, H., Subardja, N. C., dan Perdana, J. C. (2021). Mental Healing in Korean Drama “It’s Okay to Not Be Okay. JOSAR (Journal of Students Academic Research), 7(1), 32-4.
Betts, J., Gullone, E., & Allen, J. S. (2009). An Examination Of Emotion Regulation, Temperament, And Parenting Style As Potential Predictors Of Adolescent Depression Risk Status: A Correlational Study. British Journal of Developmental Psychology, 27(2), 473-485.
Gratz, K.L., & Roemer, L. (2004). Multidimensional Assessment of Emotion Regulation and Dysregulation: Development, Factor Structure, and Initial Validation of the Difficulties in Emotion Regulation Scale. Journal of Psychopatology and Behavioral Assesment, 26(1), 41-53.
Gross, J.J. (2007). Handbook Of Emotional Regulation. New York: The Guillford Press.
Nisfiannoor, M., & Kartika, Y. (2004). Hubungan antara Regulasi Emosi dan Penerimaan Kelompok Teman Sebaya pada Remaja. Jurnal Psikologi, 2 (1), 160-178.
Santrock, J. W. (2007). Remaja, Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga.
Sarwono, S. (2013). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Sindhu, P. (2006). Hidup Sehat dan Seimbang dengan Yoga (1 st ed.). Qanita PT Mizan Pustaka.
Sena, I.G.M.W. (2020). Pranayama Sebagai Praktek dalam Mencegah Virus. Jurnal Yoga dan Kesehatan Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Vol. 3(1). 1-12.
Sumardjono, P. (2014). Konseling Remaja. Yogyakarta: Ombak.
Sunartha, I.G.M. (2017). Pranayama Dalam Yoga. Diakses pada tanggal 06 Juli 2023 Dalam:http://dwijadauh.blogspot.com.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Sang Acharya: Jurnal Profesi Guru
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.