Naskah ini versi lama yang diterbitkan pada 2022-09-01. Baca versi terbaru.

KARAKTERISTIK GURU AGAMA HINDU DALAM PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL KE DALAM STANDAR ISI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DI KOTA DENPASAR

KARAKTERISTIK GURU AGAMA HINDU DALAM PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL KE DALAM STANDAR ISI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DI KOTA DENPASAR

Penulis

  • Ferdinandus Nanduq Ferdinandus Nanduq UHN IGB Sugriwa Denpasar
  • Nyoman Dantes Undiksha
  • I Made Wigunayasa UHN IGB Sugriwa Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.25078/gw.v9i2.875

Kata Kunci:

karakteristik guru Agama Hindu, pengintegrasian pendidikan multikultural, standar isi pendidikan Agama Hindu

Abstrak

Guru Agama Hindu (GAH) di SMA Negeri di Kota Denpasar belum memiliki karakteristik multikultural yang memadai, sehingga belum mampu mengintegrasikan pendidikan multikultural ke dalam standar isi pendidikan Agama Hindu secara optimal. Sehingga penelitian ini bertujuan menganalisa tipe, peran, dan upaya rekonstruksi karakteristik GAH dalam pengintegrasian pendidikan multikultural ke dalam standar isi pendidikan Agama Hindu. Data dikumpulkan melalui teknik observasi non-partisipan, wawancara tidak berstruktur, dan studi dokumen, kemudian dianalisa dengan teknik etnografi model spradley. Pengumpulan dan analisa data mengacu pada teori tindakan sosial Max Weber, pilihan rasional James S. Colemen, dan pendidikan multikultural James S. Banks.

Ada tiga temuan penelitian. Pertama, tindakan rasional instrumental adalah tipe karakteristik GAH. Terbentuknya peserta didik yang menyadari dan menghargai keragaman sosial, dengan memanfaatkan keragaman sosial, budaya dan praktek keberagamaan dalam masyarakat Hindu secara internal sebagai strategi (alat) mencapai tujuan, merupakan pertimbangan rasional instrumental GAH. Kedua, karakteristik GAH berperan menentukan keputusan terhadap pilihan menerima atau menolak pengintegrasian pendidikan multikultural ke dalam standar isi pendidikan Agama Hindu di SMA Negeri di Kota Denpasar. Disebut pilihan rasional karena didasarkan pada tujuan, alasan, preferensi, serta upaya optimalisasi keuntungan dan minimalisasi kerugian. GAH adalah aktor sosial yang berupaya mengoptimalkan sumber daya untuk kepentingan sosialnya. Ketiga, karakteristik GAH sangat potensial direkonstruksi melalui upaya pemberdayaan peningkatan pemahaman dan keterampilan terhadap (a) pengintegrasian konten pendidikan multikultural melalui pengembangan dokumen kurikulum (silabus dan RPP) dan materi pembelajaran Pendidikan Agama Hindu, (b) konstruksi pengetahuan, (c) pengurangan prasangka, (d) penciptaan equity pedagogy, dan (e) pemberdayaan kultur sekolah.

Simpulannya, GAH di SMA Negeri di Kota Denpasar berkarakteristik tindakan rasional instrumental, yang berperan menentukan keputusan memilih atau menolak pengintegrasian pendidikan multikultural ke dalam standar isi pendidikan Agama Hindu, dan dapat direkonstruksi melalui upaya pemberdayaan peningkatan pemahaman dan keterampilan terhadap lima dimensi pendidikan multikultural.

Unduhan

Diterbitkan

2022-09-01 — Diperbaharui pada 2022-09-01

Versi

Abstrak viewed = 441 times