IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN DI DESA PAKRAMAN SERANGAN, KECAMATAN DENPASAR SELATAN, KOTA DENPASAR
DOI:
https://doi.org/10.25078/gw.v10i2.2507Kata Kunci:
Pendidikan Agama Hindu, pelestarian lingkunganAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang Pendidikan Agama Hindu yang diimplementasikan dalam pelestarian lingkungan di Desa Pakraman Serangan. Kondisi Pendidikan Agama Hindu di Desa Pakraman Serangan sudah baik, hanya saja perlu diimplementasikannya ajaran dari Pendidikan Agama Hindu agar lingkungan di Desa Pakraman Serangan menjadi terjaga dan lestari. Desa Pakraman Serangan memiliki daya tarik wisata yang perlu dijaga dan dilestarikan secara terus menerus terutama hutan bakau, hewan penyu, terumbu karang, dan pantai serta laut. Tradisi mengarungi lautan ke pulau Serangan pun sudah hilang dikarenakan adanya reklamasi yang mengakibatkan sebagian hutan bakau di jadikan jalan penghubung ke pulau Serangan. Beberapa masyarakat di Desa Pakraman Serangan mulai melupakan bahwa lingkungan penting untuk dijaga dan dipelihara sehingga banyak terjadi pembantaian penyu, beberapa hutan bakau layu dan mati, keberadaan lingkungan dipenuhi oleh sampah. Desa Pakraman Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar memiliki kawasan atau wilayah yang di dalamnya terdapat berbagai sumber daya alam yang patut dikelola serta dilestarikan guna menjaga kelangsungan hidup mahluk hidup yang tinggal di kawasan Desa Pakraman Serangan. Dalam pengorganisasian suatu desa pakraman terdapat tiga unsur utama yang dapat menunjang kelangsungan kepemerintahannya yang dimana ketiga unsur itu adalah desa harus memiliki daerah, penduduk dan tata kehidupan yang berkaitan dengan adat istiadat, norma serta karakteristik budaya lainnya. Implementasi Pendidikan Agama Hindu melalui pendidikan formal terlihat pada kegiatan pembelajaran di sekolah sedangkan pendidikan nonformal berupa penyuluhan agama Hindu. Kemudian untuk melestarikan lingkungan Desa Pakraman Serangan, Pendidikan Agama Hindu juga diimplementasikan melalui praktik ritual keagamaan (Niskala) seperti pelaksanaan Tumpek Wariga, Tumpek Uye, Melasti (Mekiyis), Tawur Kesanga, Nyepi, Mamintar (Nanggluk Mrana). Tentunya juga praktik kegiatan masyarakat (Sekala) melalui kegiatan gotong royong, pelestarian hutan bakau, pelestarian penyu dan pengelolaan sampah.