PEMIKIRAN FILOSOFIS PAULO FREIRE TERHADAP PERSOALAN PENDIDIKAN DAN RELEVANSINYA DENGAN SISTEM MERDEKA BELAJAR DI INDONESIA
DOI:
https://doi.org/10.25078/gw.v9i2.164Kata Kunci:
Pendidikan yang Membebaskan, Merdeka Belajar, Paulo FreireAbstrak
Pendidikan adalah usaha untuk memanusiakan manusia. Namun, menjadi paradoks apabila dalam pendidikan terdapat dehumanisasi. Guru bukanlah orang yang menindas dan siswa bukanlah orang yang tertindas. Demikianlah, gagasan yang dikemukakan oleh tokoh pendidikan Paulo Freire tentang pendidikan yang membebaskan. Pemikiran dari Paulo Freire memiliki relevansinya dengan sistem pendidikan merdeka belajar di Indonesia yang digagas oleh Nadiem Anwar Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yakni dengan tujuan untuk memberikan kekebasan dalam dunia pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan, dengan analisis data menggunakan pola Miles dan Huberman. Adapun hasil dalam penelitian ini adalah 1). Pemikiran Paulo Freire tentang pendidikan yang membebaskan memiliki relevansinya dengan sistem pendidikan merdeka belajar di Indonesia yang sama-sama menekankan pada aspek humanisme dalam pendidikan. 2). Pemikiran Paulo Freire menekankan metode pendidikan hadap masalah, bukan lagi dengan sistem pendidikan gaya bank yakni guru hanya memberi dan siswa hanya menerima. 3). Kebijakan merdeka belajar menjadi hal yang penting untuk mengkonstruksi ulang sistem pendidikan nasional dan penting untuk mengingat kembali keberagaman potensi yang dimiliki oleh peserta didik yang tidak bisa untuk diseragamkan. Guru tidak lagi disibukkan dengan tugas administratif, namun guru lebih penting untuk memiliki banyak waktu bersama siswanya dalam melakukan dialog selama proses belajar mengajar.
File Tambahan
Diterbitkan
Versi
- 2022-09-01 (5)
- 2022-09-01 (4)
- 2022-09-01 (3)
- 2022-09-01 (2)
- 2022-09-01 (1)