A, The PADAGINGAN DALAM TEKS DEWA TATWA (Perspektif Teologi Hindu)

PADAGINGAN DALAM TEKS DEWA TATWA (Perspektif Teologi Hindu)

Penulis

  • I Wayan Putu Artha Wedha Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar
  • Hari Harsananda Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar
  • Ni Nyoman Ayu Suciartini Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Kata Kunci:

Palinggih, Dewa Tattwa, Padagingan

Abstrak

Agama Hindu merupakan ajaran agama yang begitu kompleks yang di dalamnya terdapat berbagai jenis ajaran yang begitu luas untuk dipelajari dan akan terus berkembang seiring dengan berjalanya waktu. Salah satu yang menjadi bukti kekayaan ajaran agama Hindu adalah adanya lontar-lontar yang merupakan sebuah karya sastra yang berisi akan ajaran-ajaran agama yang menjadi dasar dari pelaksanaan setiap upacara, prilaku, dan mengatur kehidupan manusia. Salah satu teks lontar yang ada adalah teks dewa tattwa  yang merupakan teks yang berisikan ajaran tentang upacara mekiis, ngusaba nini, mendirikan sanggar tawang, dan padagingan pada palinggih. Palinggih dibangun dengan berbagai bentuk menyesuaikan dengan tujuan dari pembangunanya, namun tidak semua bangunan yang dibangun dapat disebutkan sebagai sebuah palinggih. Bangunan yang dapat disebut sebagai sebuah palinggih adalah bangunan yang telah melalui tahap sakralisasi dan pemberian spirit kedalam bangunan tersebut.

Teks dewa tattwa  merupakan sebuah teks yang merujuk kepada teks-teks sebelumnya yakni teks widhitattwa, dan narmada tattwa. Didalamnya menjelaskan tentang bagaimana pentingnya sebuah padagingan pada sebuah bangunan palinggih. Dimana padagingan sebagai sebuah simbol dari adanya spirit dan entitas yang luar biasa yang memberikan sebuah vibrasi positif. Dalam praktiknya padagingan merupakan sebuah unsur materi yang diberikan daya untuk bisa menjadi sebuah media untuk menghubungkan antara manusia dengan Tuhan. Padagingan sendiri tersusun atas komponen-komponen yang seluruhnya bermakna sebagai sebuah simbol perwujudan yang akan saling terkait. Simbol-simbol ini disatukan menjadi sebuah satu kesatuan yang menjadi simbol akan manifestasi Tuhan yang begitu banyak yang semuanya berasal dari satu yang tidak terpikirkan. Simbol menjadi sebuah dasar keyakinan bagi masyarakat yang menganut kepercayaan tersebut. Keberadaan padagingan di luar sebagai sebuah sarana yang mendatangkan vibrasi positif juga sebagai sebuah media untuk meningkatkan kepercayaan dan keteguhan dalam melaksanakan ajaran agama.

 

 

Referensi

Donder, I. K. (2004). panca dhatu atom atma daan animisme sebuah evolusi konsep tentaang pemahaman terhadap substansi yang amat kecil sebagai asas hidup dan kehidupan . Surabaya: Paramita.

Donder, I. K. (2007). Kosmologi Hindu Penciptaan, Pemeliharaan, dan Peleburan Serta Penciptaaan Kembali Alam Semesta. Surabaya: Paramita.

Dwaja, I. G. (2015). Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas XII. jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Fitria, V. (2012). Interpretasi Budaya Clifford Greezt; Agama sebagai sistem budaya. Sosiologi Reflektif.

Jayandra, P. S. (2017). ajaran catur marga dalam tinjauan kontruktivisme dan relevansinya dengan empat pilar pendidikan UNSCO. Vidya Samhita jurnal pendidikan Agama, 74.

Subrata, i. N. (2020, september). Surya Natah dalam lontar asta bhumi. Sphatika jurnal teologi, 11. Diambil kembali dari https://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/Sphatika/article/download/1754/1388

Sugiyono. (2015). metode penelitian pendidikan (pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Tim Penyalin, d. P. (2005). Alih Aksara dan Alih Lontar Roga Sanghara Bhumi, Wasista Tattwa, Dewa Tattwa. Denpasar: Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.

Unduhan

Diterbitkan

2024-09-30

Cara Mengutip

Wedha, I. W. P. A. ., Harsananda, H., & Suciartini, N. N. A. (2024). A, The PADAGINGAN DALAM TEKS DEWA TATWA (Perspektif Teologi Hindu): PADAGINGAN DALAM TEKS DEWA TATWA (Perspektif Teologi Hindu). Sphatika: Jurnal Teologi, 15(2), 140–156. Diambil dari https://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/Sphatika/article/view/4069

Terbitan

Bagian

##section.default.title##
Abstrak viewed = 2 times