Strategi Pembelajaran Tari Bali pada Anak Usia Dini di Sanggar Taman Giri Agung Denpasar

Penulis

  • I Gede Tilem Pastika UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar
  • Ni Made Sukerni Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.25078/pw.v7i2.1771

Kata Kunci:

strategi pembelajaran, pembelajaran tari bali, tari anak usia dini

Abstrak

Seni Tari Bali yang terkenal dengan kerumitan jalinan geraknya harus tetap dilestarikan sebagai warisan kebudayaan Bali. Semangat pelestarian tari Bali didukung sepenuhnya oleh masyarakat dan pemerintah Provinsi Bali. Regenerasi penari Bali dapat dimulai sejak usia dini. Jika dikaitkan antara konsep pembelajaran tari untuk anak usia dini dengan kaidah gerak tari Bali tentunya sangat berlawanan. Namun demikian, terdapat salah satu sanggar yang berhasil untuk menerapkan pembelajaran tari Bali serta menjaga kualitas gerak tari Bali pada anak usia dini. Sanggar Taman Giri Agung merupakan sanggar seni yang dibentuk oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali di bawah UPT. Taman Budaya Art Centre Denpasar. Penelitian ini bertunjuan untuk mengetahui strategi yang dilakukan oleh instruktur dalam pembelajaran tari Bali pada peserta yang tergolong anak usia dini dan untuk mengetahui kendala serta upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala pada proses pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan observasi non partisipan, studi kepustakaan, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa strategi yang dilakukan adalah dengan memberikan kebebasan dan tidak memaksa peserta untuk mengikuti instruksi. Materi yang diberikan untuk anak usia dini adalah pengenalan gerak dasar tari Bali serta materi Tari Pendet. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode demonstrasi terbimbing yang dilakukan oleh 3 orang instruktur tari Bali professional. Tahapan evaluasi dilaksanakan setahun sekali dengan sistem kenaikan tingkat. Sedangkan kendala yang ditemukan pada proses pembelajaran terkait dengan kejenuhan peserta yang diatasi dengan beberapa upaya diantaranya: memberikan kata-kata motivasi, memberikan jeda istirahat, memotivasi dengan menonton latihan kakak kelas.

Referensi

Agusriani, Ade & Mohammad Fauziddin. (2021). Strategi Orang Tua Mengatasi Kejenuhan Anak Belajar dari Rumah Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi (Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini), Vol. 5 (2),1729-1740. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.961

Armstrong, Thomas. (2002). 7 Kind Of Smart (Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda berdasarka Teori Multiple Intelegenc)e. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Bandem, I Made. (2000). Etnologi Tari Bali (cet.5). Yogyakarta: Kanisius.

Bisri, M. H. (2001). Manfaat Olah Tubuh Bagi Seorang Penari (the Benefits of Calisthenics for a Dancer). Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 2(3).

Dewi, Fitri Chintia. (2013). Pembelajaran Tari pada Anak Usia Dini di Sanggar Sekar Panggung Metro Mall Bandung (skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia

Dibia, I Wayan. (2013). Puspasari Seni Tari Bali. Denpasar: UPT Penerbitan ISI Denpasar.

Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. (2013). Strategi Belajar Mengajar (cet.5). Jakarta: Rineka Cipta

Hidayat, Muhammad Yusuf. (2016). “Pengaruh Slow Learner Dan Kejenuhan Belajar Terhadap Kesulitan Belajar Fisika Siswa Mts. Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa.” Pengaruh Slow Learner dan Kejenuhan Belajar 5(2):332–41. doi: 10.24252/ip.v5i2.3487.

Jazuli, M. (2008). Pendidikan Seni Budaya. Semarang: UNNES PRESS.

Lestari, Novita Vowit. (2020). Pembelajaran Seni Tari pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak 1-51 Rengkat Kab. Indagiri Hulu T.A 2019/2020 (Skripsi). Universitas Islam Riau

Mulyani, N. (2016). Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. Yogyakarta: Gava Media

Ngalimun. (2017). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Parama Ilmu.

P.A, E. F., & Jazuli, M. (2017). Tari Jathilan Sebagai Terapi Pada Penderita Rehabilitan Gangguan Jiwa. https://doi.org/10.31227/osf.io/htzc6

Pane, Aprida & Muhammad Darwis Dasopang. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Fitrah (Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman), Vol.3 (2), hal: 333-352

Pastika, I. G. T. (2022). Pertunjukan Dramatari Topeng Massal: Sebuah Geliat Seni Ritual di Pura Besakih pada Masa Pandemi Covid-19. VIDYA SAMHITA: Jurnal Penelitian Agama, 8(1), 9–20. https://doi.org/10.25078/vs.v8i1.1038

Pastika, I. G. T., & Sugita, I. W. (2021). Tari Rejang Kini: Kajian Bentuk dan Makna Tari Rejang Renteng dan Tari Rejang Sari. Paramita.

Prasasti, Wiwien Dinar. (2008). Psikologi Anak Usia Dini. Jakarta: PT.Indeks.

Rachmi, Tetty , dkk. (2010). Keterampilan Musik dan Tari. Jakarta:Universitas Terbuka.

Santrock, John W. (2011). Perkembangan Anak Edisi 7 Jilid 2. (Terjemahan: Sarah Genis B) Jakarta: Erlangga.

Setiawan, Aris. (2014). Strategi Pembelajaran Tari Anak Usia Dini. Jurnal Pedagogi, Vol.1 (1), hal:55-68

Soedarsono. (1972). Jawa dan Bali Dua Pusat Perkembangan Drama Tari di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sumantri, Mohamad Syarif. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

Yetti, Elindra. (2017). Model Pembelajaran Tari pendidikan untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini. Makasar: Mitra Edukasi.

Diterbitkan

2022-10-31

Cara Mengutip

I Gede Tilem Pastika, & Sukerni, N. M. (2022). Strategi Pembelajaran Tari Bali pada Anak Usia Dini di Sanggar Taman Giri Agung Denpasar. PRATAMA WIDYA : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(2), 124–139. https://doi.org/10.25078/pw.v7i2.1771
Abstrak viewed = 329 times