KOMUNIKASI INTERPERSONAL JRO KUBAYAN DENGAN JRO BENDESA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS ADAT DI DESA ADAT TALEPUD-SEBATU, KECAMATAN TEGALLALANG, KABUPATEN GIANYAR

Penulis

  • I Gede Bawa Sujana Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar
  • Dewa Ketut Wisnawa Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar
  • I Nyoman Alit Putrawan Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.25078/anubhava.v3i2.2829

Abstrak

Desa Adat Talepud Gianyar memiliki realitas unik yakni menganut dua sistem pemerintahan desa adat yang terdiri dari pemerintahan berspirit Bali Kuno dan Bali Dataran. Terbukti, Desa Adat Talepud dipimpin oleh Jro Kubayan dan Jro Bandesa. Meski berbeda historis pemerintahan, keduanya tetap menata desa adat sesuai dengan fakem masing-masing, sehingga cukup terjadi dualisme pemerintahan yang mencolok di Desa Adat Talepud. Penelitian ini menganalisis tentang komunikasi interpersonal sebagai salah satu ruang damai yang mempertemukan antara pemerintahan Jro Kubayan dengan Jero Bendesa Adat dalam melaksanakan tugas pemerintahan adat di Desa Adat Talebud, Sebatu, Gianyar. Analisis tersebut didasarkan atas tiga  formulasi masalah yakni mengapa terjadi dua sistem pemerintahan di Desa Adat Talepud ? bagaimana pelaksanaan komunikasi interpersonal antara Jro Kubayan dengan Jro Bendesa dalam melaksanakan tugas adat di Desa Adat Talepud ? dan bagaimana dampak komunikasi interpersonal antara Jro Kubayan dengan Jro Bendesa terhadap pelaksanaan kegiatan adat di Desa Adat Talepud. Formulasi masalah tersebut dianalisis dengan teori fungsional dan struktural, teori komunikasi interpersonal dan teori komunikasi S.O.R. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang dualisme kepemimpinan adat di Desa Adat Talebut didasari oleh aspek hostoris yakni akulturasi sistem hulu apad (Bali Kuno) dan apanaga (Bali Dataran). Jro Kubayan dan Jero Bandesa Adat juga dipandang memiliki difrensiasi tugas dan fungsi yang secara bersama sangat dipentingkan masyarakat yakni, Jro Kubayan secara khusus menjadi pimpinan terhadap aspek ritual beragama Hindu, sedangkan Jro Bandesa menitik beratkan pada realisasi tugas eksekutif sesaui dengan regulasi desa adar yang berlaku. Pelaksanaan komunikasi interpersonal antara Jro Kubayan dengan Jro Bendesa memenuhi syarat pokok kumunikasi interpresonal yang terdiri dari komunikator dan komunikan yang melibatkan keduanya, pesan lebih banyak bersifat non verbal, umpan balik terlihat secara sepihak yakni hanya terjadi pada Jro Kubayan melalui aksi penolakan terhadap perlakuan prajuru bendesa adat, media yang diterapkan terdiri dari media formal seperti pasangkepan dan media informal seperti pembicaraan kecil meski tidak optimal, bahkan ditemui hambatan seperti hambatan fisik, semantik, psikologi, fisik, dan manusiawi. Dampak komunikasi interpersonal terdiri dari dampak internal yang ditunjukkan dengan perubahan sikap masyarakat dan kualitas kegiatan adat di Desa Adat Talepud, serta dampak eksternal berupa perubahan komunikasi dengan desa adat wawidayangan atau pasemetonan dan perubahan citra Desa Adat Talepud dimata desa adat lainnya.

Kata Kunci : Komunikasi Interpersonal, Jro Kubayan, Jro Bendesa, Tugas Adat

Referensi

Arni, Muhammad. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Devito, J. A. 2001. Komunikasi Antar Manusia Jakarta: Profesional Books.

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti

Mulyana, Deddy. 2004. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wahyu Hendrawan, Muchamad Ismail. 2018. Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Interpersonal Pimpinan Badan Perencanaan Dan Pembangunan Daerah Kabupaten Boyolali. Surakarta : Universitas Muhammadiyah.

Diterbitkan

2023-09-01
Abstrak viewed = 78 times