SEMIOTIKA KOMUNIKASI PADA PEMENTASAN TARI BARIS KERARAS DALAM UPACARA ACI TULAK TUNGGUL DI PURA TAMAN AYUN DESA ADAT MENGWI KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG
DOI:
https://doi.org/10.25078/anubhava.v1i2.1075Keywords:
Communication Semiotics, Loud Baris Dance, and Aci Tulak Tunggul CeremonyAbstract
Tari Baris Keraras merupakan tari yang unik dan sakral yang hanya terdapat di Pura Taman Ayun Desa Adat Mengwi sesuai dengan aslinya menggunakan sarana yang tradisional. Masyarakat mengakui bahwa selama ini mereka tidak berani untuk tidak mementaskan Tari Baris Keraras ini saat Upacara Aci Tulak Tunggul di Pura Taman Ayun karena akan tejadi terjadi peristiwa orang tenggelam di kolam Pura Taman Ayun dan sawah yang mendapat pengairan dari kolam Taman Ayun selalu gagal dan terserang hama.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana eksistensi Tari Baris Keraras dalam upacara Aci Tulak Tunggul di Pura Taman Ayun Desa Adat Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung? (2) bagaimana Semiotika Komunikasi pada pementasan Tari Baris Keraras dalam upacara Aci Tulak Tunggul di Pura Taman Ayun Desa Adat Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung? (3) bagaimana Implikasi pementasan Tari Baris Keraras dalam upacara Aci Tulak Tunggul di di Pura Taman Ayun Desa Adat Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung? Dari tiga masalah ini dibantu dengan beberapa konsep dan teori, seperti teori religi, semiotika Roland Barthes,dan interaksionisme simbolik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu observasi, wawancara, dan studi kepustakaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan sebagai berikut. Pertama, eksistensi tari Baris Keraras dalam upacara Aci Tulak Tunggul di Pura Taman Ayun Desa Adat Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung merupakan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun dari leluhurnya, setiap pelaksanaan upacara Aci Tulak Tunggul di Pura Taman Ayun dilengkapi dengan pementasan Tari Baris Keraras. Kedua, berkenaan dengan pementasan Tari Baris Keraras dalam upacara Aci Tulak Tunggul di Pura Taman Ayun Desa Adat Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung memilki beberapa semiotika komunikasi, yaitu (1) Semiotika Pementasan Tari Baris Keraras, (2) Semiotika Upacara Aci Tulak Tunggul, (3) Semiotika Gerak Tari Baris Keraras, dan (4) Semiotika Kostum dan Properti Tari Baris Keraras. Ketiga, pementasan Tari Baris Keraras dalam upacara Aci Tulak Tunggul di di Pura Taman Ayun Desa Adat Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung mengandung implikasi diantaranya : (1) Implikasi Komunikasi, (2) Implikasi Sosial Budaya, (3) Implikasi Sosiologis, (4) Implikasi Tri Hita Karana, (5) Implikasi Keseimbangan Bhuana Agung dan Bhuana Alit, dan (6) Implikasi Ekonomi.
References
Afwadzi, B. (2014). Teori Semiotika Komunikasi Hadis Ala Umberto Eco. Mutawatir: Jurnal Keilmuan Tafsir Hadith, 4(2), 179-210.
Bandem, I Made. 1976. Baris Dance. Denpasar: Serba Guna Press
Bungin, Burhan. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologi ke arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Danu Tirta, I Made. 2019. Kontruksi Ideologi Lokal Pura Peninggal Di Desa Pakraman Gempinis. IHDN. Denpasar.
Dedy Nur Hidayat. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Effendy, Onong Uchjana. 2002. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Geria, I Wayan, 2007. Transformasi Kebudayaan Bali: Memasuki Abad XXI. Surabaya : Paramita
Gorda, Ngurah. 1990. Metodologi Pendidikan Ilmu Sosial Pendekatan Praktis.
Denpasar: Undiknas
Sobur, Alex. 2004. Semeotika Komunikasi. Cetakan kedua.Bandung : Remaja Rosdakarya
Koentjaraningrat.1981. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta.
Koentjaraningrat. 1982. Antropologi I. Jakarta: Djambatan
Downloads
Published
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
Anubhava: Jurnal Komunikasi Hindu is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Permissions beyond the scope of this license may be available at Anubhava: Jurnal Ilmu Komunikasi