STAYCATION SEBAGAI WISATA ALTERNATIF MASA PANDEMI COVID-19
DOI:
https://doi.org/10.25078/pariwisata.v7i2.958Kata Kunci:
One day trip, Overnight Stay, Staycation, Wisatawan AlternatifAbstrak
Pembatasan mobilitas wisatawan selama Pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan trend berlibur, dari Vacation menjadi Staycation. Masyarakat lokal tidak asing dengan kata Staycation, dari 255 responden yang tinggal di Kabupaten Badung. 62,2% pernah melakukan staycation baik “one day trip” maupun “over night” sedangkan 37,8% belum pernah namun memiliki keinginan melakukannya dalam waktu dekat. 56,4% adalah perempuan dan 30,2% rentang umur 26 – 30 tahun dan 28,4% rentang umur 40 – 50 tahun yang tergolong sebagai usia produktif dalam bekerja. 61,3% adalah karyawan swasta dan 20,9% adalah wirausaha dengan rentang pendapatan Rp. 2.000.000 sampai Rp. 5.000.000/bulan dengan preferensi menginap pada akomodasi yang memiliki kolam renang, atapun tempat tujuan dengan suasana perkebunan. Metode penyebaran kuisioner online secara acak untuk mendapatkan karakteristik dan didukung dengan hasil wawancara setiap kalangan umur. Data selanjutnya dianalisis dengan metode bivariate untuk melihat hubungan antara karakteristik dengan keinginan staycation masyarakat dan menghasilkan bahwa umur dan pendapatan memiliki hubungan yang erat dalam memutuskan keinginan staycation. Konsep staycation sebagai wisata alternatif berdampak positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat lokal melalui tingkat hunian kamar pada layanan akomodasi serta tingkat kunjungan pada destinasi wisata