PENGARUH MODEL SIKLUS BELAJAR CATUR PRAMANA TERHADAP LITERASI SAINS DAN MOTIVASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIDEMEN TAHUN PELAJARAN 2024/2025
DOI:
https://doi.org/10.25078/japam.v5i2.5145Kata Kunci:
Catur Pramana, Literasi Sains, Motivasi BelajarAbstrak
Model pembelajaran yang selama ini diterapkan untuk mengajarkan IPA di Indonesia
diadopsi dari Barat. Salah satu filsafat weda yang dikenal dalam kehidupan masyarakat Hindu adalah
nyaya darsana. Apabila dikaitkan dengan lingkungan belajar siswa di Bali yang mana pulau Bali
dikenal mayoritas masyarakatnya beragama Hindu, siswa dapat belajar IPA mempergunakan
Epistemologi Nyaya yang dinamakan Catur Pramana, yaitu pengamatan (pratyaksa), penalaran
(anumana), pemodelan (upamana), dan kesaksian (sabda). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh model siklus belajar catur pramana terhadap literasi sains dan motivasi belajar IPA siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Sidemen tahun pelajaran 2024/2025. Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimen semu. Hasil penelitian menunjukkan, pertama terdapat pengaruh model siklus belajar
catur pramana terhadap literasi sains dilihat dari Fhitung sebesar 17,473 dengan nilai signifikansi
0,000 (kurang dari 0,05). Kedua, terdapat pengaruh model siklus belajar catur pramana terhadap
motivasi belajar dengan Fhitung sebesar 9,210 dan nilai signifikansi 0,003 (kurang dari 0,05). Ketiga,
terdapat pengaruh secara simultan antara model siklus belajar catur pramana terhadap literasi sains
dan motivasi belajar IPA dengan Fhitung 12,894 dan nilai signifikansi 0,000 (lebih kecil dari 0,05).
Dari penelitian ini diberikan saran agar siswa meningkatkan motivasi intrinsik dalam belajar IPA,
bagi guru dan kepala sekolah agar memahami sintaks model siklus belajar catur pramana dan
menerapkannya, serta agar peneliti lain mengadakan penelitian lebih lanjut untuk menguji pengaruh
model siklus belajar catur pramana pada variabel dan mata pelajaran yang berbeda namun tetap
mempertimbangkan karakteristik materi, karakteristik siswa, dan lingkungan belajar siswa.



