PENERAPAN FILSAFAT TRI HITA KARANA DALAM PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK UNTUK AKUAKULTUR BERKELANJUTAN DI DESA TUWED
DOI:
https://doi.org/10.25078/sjf.v16i1.5565Kata Kunci:
Filsafat Tri Hita Karana; Keterkaitan Sistemik; Akuakultur BerkelanjutanAbstrak
Masyarakat Desa Tuwed di Kabupaten Jembrana mayoritas bergerak di bidang budidaya ikan air tawar. Tingginya biaya pakan menjadi tantangan utama bagi pembudidaya. Untuk menekan biaya tersebut, masyarakat bersama pemerintah desa mengembangkan charoen, pakan alternatif berbahan limbah organik telur infertil. Inisiatif ini mencerminkan falsafah Tri Hita Karana yang menekankan keharmonisan antara manusia, lingkungan, dan Tuhan melalui praktik keagamaan, teknologi fermentasi lokal, dan struktur sosial tradisional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus dengan landasan teori partisipasi masyarakat dan ekologi budaya untuk menelaah integrasi kearifan lokal dalam akuakultur berkelanjutan. Hasil menunjukkan adanya keterkaitan sistemik antara pemerintah, masyarakat, dan filsafat Tri Hita Karana yang menghasilkan model akuakultur berkelanjutan. Model ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan ekonomi, tetapi juga mendukung pelestarian lingkungan dan kelanjutan nilai budaya, serta berpotensi diterapkan di wilayah lain.
















