DUALISME MANUSIA DALAM LONTAR TUTUR BHAGAWAN ANGGASTYA PRANA
DOI:
https://doi.org/10.25078/sjf.v15i2.4353Kata Kunci:
Dualisme; Manusia; Anggastya PranāAbstrak
Lontar Bhagawan Anggastya Prana merupakan salah satu Lontar yang bersifat Sivaistik dimana Tuhan Siwa memiliki kedudukan tertinggi dan merupakan asal mula dari penciptaan manusia (Bhuwana Alit) yang disebut dengan Sang Hyang Siwatman. Lontar Bhagawan Anggastya Prana memiliki keunikan tersendiri dari beberapa Lontar-Lontar lainnya di Bali. Lontar ini menjelaskan proses penciptaan manusia serta penempatan aksara-aksara suci yang terdapat pada tubuh manusia beserta Ista Dewata yang menguasainya sebagai ajaran dalam upaya untuk mencapai kelepasan (Moksa). Oleh karena itu, penting untuk menggali kembali konsep dualisme manusia menurut Tutur Bhagawan Anggasta Prana. Penelitian ini tergolong jenis penelitian kualitatif dimana data primer atau data utama yang digunakan dalam penelitian yakni Lontar Bhagawan Anggastya Prana yang bersumber dari Lontar Bhagawan Anggastya Prana koleksi UPD Pusat dokumentasi Kebudayaan Bali.
Dualisme manusia dalam Tutur Bhagawan Anggasta Prana menyentuh inti dari ajaran spiritual mengenai sifat ganda atau dualitas yang ada dalam diri manusia. Dalam konteks teks ini, dualisme manusia digambarkan sebagai dua aspek utama yang membentuk keberadaan manusia, yaitu aspek fisik (stula sarira) dan aspek spiritual atau roh (suksma sarira). Berdasarkan analisis terhadap Lontar Tutur Bhagawan Anggastya Pranā maka dapat diketahui bahwa Jiwa (atman) perwujudan dari Sang Hyang Śiwatma. Manusia dijiwai Dewa, Kala dan Atma. Unsur-unsur Badan merupakan anugrah para Dewa yang akhirnya semua menyatu menjadi sebuah keutuhan yaitu badan. Aksara Suci dalam Tubuh Manusia merupakan Manifestasi Sang Hyang Widhi.