MENYINGKAP BENIH-BENIH INTOLERANSI DALAM BERAGAMA MELALUI FILSAFAT ATEISME LUDWIG FEUERBACH
DOI:
https://doi.org/10.25078/sjf.v14i1.2198Abstrak
Ateisme kerap dipandang sebagai paradigma yang memiliki kontradiksi dengan agama, sehingga diskursus toleransi dan intoleransi kurang dipandang sebagai sesuatu yang kompatibel. Adapun beberapa status questionis yang menjadi rumusan masalah adalah mungkinkah benih-benih intoleransi dapat tersingkap dengan pendekatan paradigma ateisme? Secara praktis-pragmatis, apakah penting untuk memahami pandangan ateisme agar terwujud kesadaran yang toleran? Tulisan ini hendak menyingkap benih-benih intoleransi melalui filsafat ateisme Ludwig Feuerbach. Secara kualitatif studi kepustakaan atas magnum opus serta beberapa catatan analisis-filosofis dari para komentatornya, melalui filsafat kesadaran, materialisme dan idealisme, teori proyeksi serta persoalan alienasi pokok-pokok gagasan Feuerbach dapat menyingkap benih-benih intoleransi. Hasilnya, nilai-nilai kemanusiaan dapat ditarik menjadi salah satu konklusi sebagai sistem filsafat ateisme Feuerbach. Selain itu, paradigma ateisme merupakan suatu diskursus yang penting untuk dipelajari sebagai salah satu upaya melengkapi gagasan tentang toleransi sekaligus mempersempit ruang gerak intoleransi untuk bertumbuh dan menyebar lebih luas.