AKTUALISASI KONSEP VASUDHAIVA KUTUMBAKAM DI TENGAH TANTANGAN ERA GLOBALISASI (Studi Kasus SD Fajar Harapan)
DOI:
https://doi.org/10.25078/sanjiwani.v13i1.1007Kata Kunci:
Aktualisasi; Vasudhaiva Kutumbakam; GlobalisasiAbstrak
Era globalisasi berimplikasi pada kehidupan yang mengutamakan kecanggihan teknologi dan sifat materialistik, sekularistik, hedonistik, fragmatik, dan transaksional. Era globalisasi memberikan sebuah gaya hidup yang memisahkan antara kehidupan materi dengan ajaran agama. Ini menimbulkan permasalahan dimana kecanggihan yang diciptakan oleh manusia digunakan untuk memenuhi hawa nafsu semata karena tidak dilandasi perilaku dan moral yang baik. Globalisasi merupakan salah satu unsur yang melatarbelakangi munculnya gagasan pendidikan karakter sebagai jawaban di tengah banyaknya isu konflik. Bertitik tolak dari pemikiran di atas, maka konsep Vasudhaiva Kutumbaka sebagai salah satu nilai kearifan lokal Hindu memiliki ruang strategis mengembangkan pendidikan karakter pada masyarakat. Konsepsi ini memiliki makna yang universal yaitu didasarkan pada cinta kasih. Tujuan penulisan ini ialah menganalisa eksistensi konsep Vasudhaiva Kutumbakam pada era globalisasi melalui aktualisasinya sehingga konsep ini tidak semata slogan. Kajian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi kepustakaan.
Vasudhaiva Kutumbakam: seluruh dunia adalah satu keluarga. Vasudhaiva Kutumbakam mengisyaratkan lima hal yaitu kebenaran, kebijakan, cinta kasih, kedamaian, dan ahimsa. SD Fajar Harapan mengambil momentum penerapan pendidikan karakter dengan membumikan kembali konsep Vasudhaiva Kutumbakam. Aktualisasi konsep Vasudhaiva Kutumbakam pada era globalisasi di SD Fajar Harapan dengan cara menginternalisasinya ke peserta didik dengan mentransformasi nilai menjadi kegiatan sekolah, sehingga konsep ini dapat teraktualisasi pada setiap warga sekolah. Pola berdoa bersama dan bergilir sesuai agama masing-masing, program acara natal dan buka puasa bersama, program amal, dan makan dan bercengkrama bersama saat istirahat pada dasarnya sebagai bentuk aktualisasi konsep ini sehingga konsep Vasudhaiva Kutumbakam masih memiliki eksistensi hingga saat ini.