PROBLEMATIKA KOMUNIKASI KELUARGA DAN PENANGGULANGANNYA Komparasi Konsep Tri Kaya Parisudha dan Gottmans Horsemen
DOI:
https://doi.org/10.25078/anubhava.v4i1.3558Kata Kunci:
Family communication, harmony, married coupleAbstrak
Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial tidak akan lepas dari interaksi. Setiap orang memiliki hasrat untuk berbicara, ingin mengungkapkan berbagai pendapat yang bertujuan untuk mendapatkan informasi. Hal inilah yang menyebabkan terciptanya sebuah proses yang dinamakan komunikasi. Bahkan di masa lampau, komunikasi sudah sangat sering terjadi di masa itu, termasuk di zaman prasejarah sekalipun. Hanya saja komunikasi saat itu dilakukan dengan cara yang berbeda dan sudah pasti di masa itu komunikasi dilakukan dengan cara yang sangat sederhana. Sesuai dengan perkembangan zaman dan peradaban manusia, model komunikasi semakin hari mengalami perkembangan yang sangat pesat. Diawal sebelum ditemukannya media elektronik sebagai sumber komunikasi, orang-orang melakukan komunikasi dengan menciptakan alat sederhana yang mereka buat dengan bahan dan peralatan seadanya seperti kentongan. Sebagian orang saat itu dan mungkin saat ini masih mengenal bentuk komunikasi melalui suara kentongan tersebut. Melalui suara kentongan itu dilambangkan sebagai simbol komunikasi masa lampau dan sebagian besar bersifat satu arah, sehingga komponen yang terlibat komunikasi boleh dibilang tidak banyak. Proses tersebut hanya melibatkan seseorang atau sekelompok orang sebagai komunikator dan pihak lain sebagai pendengar. Berbeda halnya ketika muncul era reformasi dan timbul berbagai inovasi baik dari kalangan ahli maupun pelaku komunikasi. Komunikasi merupakan sebuah kebutuhan dan menjadi sarana yang penting dalam mengetahui diri, dan mengetahui orang lain. Siapa diri kita dan bagaimana cara kita berinteraksi dengan orang lain akan ditemukan melalui komunikasi. Tanpa kita sadari kegiatan komunikasi tersebut selalu kita lakukan dalam setiap aktivitas kehidupan kita. Melalui komunikasi, maka kita akan memahami diri dan orang lain sehingga kita dapat mengembangkan konsep diri dalam hubungan keluarga, bermasyarakat dan mengembangkan konsep bersama di lingkungan sosial. Sesungguhnya kelompok komunikasi kecil yang sering terjadi sehari-hari dapat kita temui dalam lingkungan keluarga ddalam hubungan suami istri. Walaupun komunikasi selalu terjadi dalam setiap interaksi kehidupan manusia, tetapi tidak setiap komunikasi yang terjadi dapat melahirkan sebuah pemahaman. Dan tidak jarang setiap komunikasi yang dilakukan justru menimbulkan perdebatan dan menimbulkan ketidakcocokan satu sama lain akibat pemahaman yang berbeda dari masing-masing pelaku komunikasi.
Referensi
Budiasa, I. M. (2019). Representasi Wacana Tanpa Kekerasan di Cybermedia dalam Praksis Budaya Hindu-Bali: A Critical Discourse Analysis. VIDYA SAMHITA: Jurnal Penelitian Agama, 5(2). https://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/vs/article/view/2322. Diakses 12 Januari 2023.
Gottman, J., & Perak, N. (1999). Tujuh prinsip agar pernikahan berhasil (hal. 7). New York: Mahkota.
Gottman, JM, & Perak, N. (2012). Apa yang membuat cinta bertahan lama: Bagaimana membangun kepercayaan dan menghindari pengkhianatan. New York: Simon dan Schuster.
Herrin, TC (2009). Analisis Model Terapi Terpadu dengan Pendekatan Struktural dan Metode Gottman: Studi Kasus. Semua Tesis dan Disertasi Pascasarjana. Makalah 368. http://digital commons.usu.edu/etd/368
Institut Gottman. (nd). Diperoleh dari http://www.gottman.com
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Anubhava: Jurnal Ilmu Komunikasi HIndu
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
Anubhava: Jurnal Komunikasi Hindu is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Permissions beyond the scope of this license may be available at Anubhava: Jurnal Ilmu Komunikasi