ANALISIS SEMIOTIKA KOMUNIKASI PADA BARONG BRUTUK DI DESA TRUNYAN KINTAMANI BANGLI
DOI:
https://doi.org/10.25078/anubhava.v2i1.1054Abstrak
Barong Brutuk adalah seni sakral kuno yang diturunkan oleh nenek moyang kita jauh sebelum agama Hindu masuk ke Indonesia. Hal ini masih dipraktekkan dan diamati sampai sekarang oleh masyarakat Desa Trunyan di Kintamani Bangli. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui (1) simbol-simbol yang digunakan dalam Barong Brutuk, (2) fungsi komunikasi Barong Brutuk, (3) makna semiotika komunikasi dari pengirim kepada penerima pesan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang menggunakan teori semiotika komunikasi, teori komunikasi keagamaan, dan teori interaksi simbolik. Teknik analisis dengan analisis hermeneutik. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa simbol-simbol yang digunakan dalam Barong Brutuk di Desa Trunyan terdiri dari topeng (tapel), daun kraras, dan cambuk. Topeng melambangkan pertemuan dewa Trunyan dengan calon permaisurinya, dimaknai sebagai pertemuan antara laki-laki dan perempuan yang dipercaya sebagai awal kehidupan manusia. Daun kraras melambangkan kesuburan tanah, perlindungan lingkungan dan pencegahan bencana alam. Kepercayaan pengorbanan diri sebagai sarana penyembuhan penyakit, harapan memperoleh keturunan dilambangkan dengan cambuk. Barong Brutuk memiliki banyak tujuan dan kegunaan seperti komunikasi, sebagai sarana kesenangan, dan hiburan bagi masyarakat, juga mencerminkan identitas Desa Trunyan sebagai alat integratif. Ini adalah metode penyembuhan, pendidikan, dan integrasi selama masa kekacauan.
Referensi
Ardianto, Elvinaro dan Bambang, Q-Anees. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Bambang, Mudjiyanto dan Emilsyah, Nur. 2013. Semiotika dalam Metode Penelitian Komunikasi Semiotics In Research Method of Communication. Jurnal Penelitian Komunikasi, Informatika dan Media Massa – PEKOMMAS, Volume 16 No. 1 – April 2013.
Bandem, I Made. 1996. Etnologi Tari Bali. Yogyakarta: Kanisius.
Budhisantoso. 1991. Pendidikan Seni Dan Globalisasi Budaya Dalam Konteks Sentral dan Strategis, Makalah seminar Nasional Pendidikan Seni Dan Globalisasi Budaya. Yogyakarta: ISI Yogyakarta.
Culture, Putu. 2017. Tari Barong Brutuk. http://putuculture.blogspot.com/2017/09/barong-brutuk.html
Danandjaja, James. 1980. Metode Pengumpulan Folklore Bagi Pengarsipan, Makalah, Pengarangan/Penataran Tenaga Penelitian/Penulis Daerah Seluruh Indonesia, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Cisarua, Bogor.
Danandjaja, James. 1984. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-Lain. Jakarta: PT Temprint.
Dewanti, Pande Putu Wiweka Ari. 2017. Transformasi Kesenian Barong Brutuk Ke Dalam Busana Haute Couture ‘Pancering Jagat” Transformasi Kesenian Barong Brutuk Ke Dalam Busana Haute Couture ‘Pancering Jagat”. Denpasar: Program Studi Penciptaan dan pengkajian Seni. Institut Seni Indonesia Denpasar.
Dibia, I Ketut. 2018. Pengembangan Pariwisata Berbasis Tri Hita Karana (Studi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di Bali). Maha Widya Duta. Jurusan Dharma Duta STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja.
Dimas, Andreyano. 2018. Analisis Semiotika Komunikasi Virtual Player Game Dota 2 Dalam Menerapkan Strategi Psywar. Riau: Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Riau. JOM FISIP, Vol. 5 No. 1 – April 2018 Page
Geria, I Wayan. 2014. Menapak Jejak Tiga Seniman. Denpasar: Yayasan Wayan Geria.
Hoed, Benny H. 2014. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya Ferdinand de Saussure, Roland Barthes, Julia Kristeva, Jacques Derrida, Charles Sanders Pierce, Marcel Danesi & Paul Perron, dll. Depok: Komunitas Bambu.
Jacobson, Roman. 1963. Essais de Linguistique Generale. Paris: Edition de Minuit.
Jayendra, Putu Sabda. 2018. Sasolahan Barong Brutuk di Desa Terunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli: Suatu Kajian Etnopedagogik. Denpasar: Program Pascasarjana Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar.
Kaelan. 2009. Filsafat Bahasa Semiotika dan Hermeneutika. Yogyakarta: Paradigma.
Kaelan. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner Bidang Sosial, Budaya, Filsafat, Seni, Agama, dan Humaniora. Yogyakarta: Paradigma.
Kartika, I Gusti Ayu & Budiasa, I Made. 2019. Prosesi Tradisi Ngambeng dalam Upacara Dewa Yajna di Pura Samuantiga Desa Bedulu. Vidya Samhita: Jurnal Penelitian Agama, 5(2).
Mercury, Muhammad Fredey. 2018. Simbol Pertemuan Purusa dan Pradana, Tarian Sakral Ratu Brutuk di Desa Trunyan, http://bali.tribunnews.com/2018/10/01/simbol-pertemuan-purusa-dan-pradana-tarian-sakral-ratu-brutuk-di-desa-terunyan diakses pada 10 Mei 2020.
Nurdiani, Nina. 2014. Teknik Sampling Snowball Dalam Penelitian Lapangan. Architecture Department, Faculty of Engineering. ComTech, Vol. 5 No. 2, Jakarta: BINUS University, pp. 1110-1118.
Salmaniah, Nina Siti Siregar. 2011. Kajian Tentang Interaksionisme Simboli. Medan: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Medan Area. Jurnal Ilmu Sosial-Fakultas Isipol Uma, Perspektif, ISSN: 2085 – 0328, Volume 4/ Nomor 2/ Oktober 2011.
Sobur, Alex. 2015. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Soedarsono, R.M. 1998. Seni Pertunjukkan di Era Globalisasi. Cetakan Kedua. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud.
Soemardjan, Selo. 1981. Majalah Analisis Kebudayaan. Tahun T, Nomor 2. Jakarta: Depdikbud.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sumerta I Made, Sendra I Made, Ni Luh Ariani, Yufiza, 2013. Fungsi dan Makna Upacara Ngusaba Gede Lanang Kapat Di Desa Trunyan Kecamatan Kintamani Bangli. Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali.
Suyatra, I Putu, 2018. Ratu Brutuk, Tradisi di Trunyan, Kerarasnya Diyakini sebagai Jimat.https://baliexpress.jawapos.com/read/ 2018/09/28/97017/ ratu-brutuk-tradisi-di-trunyan-kerarasnya-diyakini-sebagai-jimat.
Wedastraputri, Suyasa, dkk. 2015. Desa Trunyan “Eksistensi Peradaban Bali Mula”. Denpasar: Universitas Mahendradata.
Zoetmulder, P.J. 2006. Kamus Jawa Kuna Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2022 Anubhava: Jurnal Ilmu Komunikasi HIndu
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
Anubhava: Jurnal Komunikasi Hindu is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Permissions beyond the scope of this license may be available at Anubhava: Jurnal Ilmu Komunikasi