EKSISTENSI TARI PENDET LANANG DALAM PIODALAN DI PURA PUSEH, DUSUN BAJING, DESA TEGAK, KLUNGKUNG
DOI:
https://doi.org/10.25078/sphatika.v15i1.3559Kata Kunci:
existence; pendet lanang dance; Pura Puseh.Abstrak
Tari Pendet Lanang di Dusun Bajing, Desa Tegak Klungkung merupakan sebuah tari wali atau tari sakral yang merupakan bagian dalam upacara keagamaan khususnya dalam piodalan di Pura Puseh Dusun Bajing, Desa Tegak, Klungkung yang dilaksanakan pada rahina Budha Wage Klawu. Tari Pendet Lanang ini ditarikan secara berkelompok yang terdiri dari lima orang pria dewasa sebagai penari. Sarana yang digunakan penari berupa bokor yang berisi sepasang canang sari yang memiliki makna untuk memohon waranugraha kehadapan Ida Sang Hyang Widhi beserta manifestasinya serta dupa dengan hitungan ganjil sebagai simbol dari Dewa Agni yang bermakna sebagai saksi dan perantara untuk menghubungkan umat dengan Tuhan. Adapun keunikan dari Tari Pendet Lanang adalah tarian ini hanya dipentaskan saat piodalan di Pura Puseh, penarinya terdiri dari pria dewasa yang merupakan masyarakat pengempon Pura Puseh di Dusun Bajing, Desa Tegak, Klungkung yang telah melalui proses penyucian, dan satu penari yaitu pinandita lanang pengempon Pura Puseh itu sendiri. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui Eksistensi Tari Pendet Lanang dalam piodalan di Pura Puseh Dusun Bajing, Desa Tegak, Klungkung. Pengumpulan data ini menggunakan teknik observasi tidak berstruktur, wawancara, studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Diketahui bahwa tari Pendet Lanang merupakan bagian dalam pelaksanaan piodalan di Pura Puseh serta bermakna sebagai simbolis penyambutan turunnya para Dewa saat piodalan berlangsung dan merupakan wujud persembahan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam bentuk pertunjukan seni sakral.
Kata kunci: Eksistensi, Tari Pendet Lanang, Pura Puseh
Referensi
Agung, A.A.A.K. (2004). Busana Adat Bali. Denpasar: Pustaka Bali Post.
Abdullah,Y.M. (2006). Pengantar Study Etika. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Bandem, I. M. (2005). Tari Bali Sebuah Simbol Masyarakat Bali. Seni, I (Vol I).
Bandem, I. M. (1983). Ensiklopedi Tari Bali. Denpasar: Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar.
Badroen, F. (2007). Etika Bisnis Dalam Islam. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.
Cahyo, Septian Dwi. Et.al. (2022). Analisis Fungsi Ekstrakurikuler Seni Tari di Sekolah Dasar Negeri Pandeanlamper 01 Semarang. Jurnal Pendidikan. 2(2) 2022, 641.
Dibia, I.W. (2013). Puspasari Seni Tari Bali. Denpasar: UPT. ISI Denpasar.
Gie, T. L. (2004). Filsafat Keindahan. Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna (PUBIB).
Koentjaraningrat. (1955). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Kussudiardjo, B. (1981). Tentang Tari. Yogyakarta: C.V: Nur Cahaya.
Rianta Made, Hendra Santosa, & Sariada (2020:45). Konsep Catur Purusaartha Dalam Gerak Tari Rejang Sakral Lanang Di Desa Mayong, Buleleng, Bali. Jurnal Seni Pertunjukan, Vol.6, Nomor 1.
Moleong, L.( 2012). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nainul Khutniah, Veronica Eny Iryanti.(2012). Upaya Mempertahankan Eksistensi Tari Kridha Jati di Sanggar Hayu Budaya Kelurahan Pengkol Jepara. Jurnal Seni Tari, hal. 9-20
Parmajaya, I. P.G . (2018). Sakral-Provan Dalam Perspektif Epistemologi Brahma Widya. Genta Hredaya, I (Vol 2).
Parmajaya, I.P.G. (2020). Seni Sakral dan Sekuler suatu Problem dalam Kehidupan Sosial Religius: Perspektif Yadnya Umat Hindu di Bali. Jurnal Ilmu Agama. 3(1) 2020, 61.
Puspa, I. A. T., & Saitya, I. B. S.(2020). Estetika Hindu Pada Segehan Manca Warna. Mudra Jurnal Seni Budaya, 35(2), 139–144. https://doi.org/10.31091/mudra.v35i2.1050
Ratna, Nyoman Kutha. (2010). Metodologi Penelitian Kajian Budaya Dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sugita, I. W., & Pastika, I.G.T. (2021). Nilai-Nilai Pendidikan Agama Hindu Yang Terkandung Dalam Paribasa Bali Suguhan Pertunjukan Wayang Kulit Cank Blonk. Kamaya: Jurnal Ilmu Agama, I (Vol 4).
Syahbuddin Huldia, et.al. (2021). Estetika Tari Pattu’Du Tommuane di Kecamatan Banggae Kabupaten Majena. Jurnal Seni Tari.
Soedarsono. (1975). Tari-tarian Indonesia I. Jakarta: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan. Direktorat Jenderal. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suardana, I.W (2018). Fenomena Upacara Yadnya Dan Judi Tajen Dalam Penciptaan Karya Seni Rupa. Mudra Jurnal Seni Budaya, II (Vol 33).
Tirta, I Made Danu. (2019). Kontruk Estetika Hindu dalam Realitas Seni di Bali. Pangkaja: Jurnal Agama Hindu. 22(1) 2019, 91.
Wiranata, A.A.G & Nyoman Sarma. (2023). Seni dalam Upacara Dewa Yadnya umat Hindu. Widya Katambung: Jurnal Filsafat Agama Hindu. 14(2), 2023, 199.
Yudabakti, I.M. dan I. W.W. (2007). Filsafat Seni Sakral Dalam Kebudayaan Bali. Surabaya: Paramita.