Mitos Basma Rah Di Desa Adat Taman Pohmanis: Kajian Struktur, Fungsi, Dan Nilai
Kajian Strukutur, Fungsi, dan Nilai
DOI:
https://doi.org/10.25078/sphatika.v15i1.3539Kata Kunci:
function; myth; structure; value.Abstrak
Penelitian terhadap “Mitos Basma Rah Di Desa Adat Taman Pohmanis: Kajian Strukutur, Fungsi, dan Nilai” ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur yang terdapat pada Mitos Basma Rah, menganalisis fungsi yang terkandung di dalamnya, serta menganalisis Mitos Basma Rah dalam kandungan nilai sastra. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural yang merupakan pendapat dari Nurgiantoro. Teori fungsi yang merupakan gabungan pendapat Wallek dan Warren, William R. Bascom, dan Sibarani, dan teori nilai menurut Atmaja.
Metode dan teknik yang digunakan dibagi menjadi tiga tahapan yaitu (1) tahap penyediaan data menggunakan metode simak dengan teknik observasi dan wawancara, teknik rekam dan teknik catat, serta metode cakap dengan teknik dasar pancing dan teknik lanjutan cakap semuka, (2) tahap analisis data menggunakan metode kualitatif dibantu dengan teknik deskriptif analitik, (3) tahap hasil analisis data menggunakan metode informal yang didukung dengan teknik deduktif.
Struktur yang membangun dalam penelitian ini yaitu struktur naratif. Insiden yang diawali dengan I Gede Macaling mengeluarkan bisama atau janji akan mencari mangsa. Alur yang digunakan merupakan alur lurus. Tokoh utama dalam Mitos Basma Rah adalah I Gede Macaling. Latar yang digunakan pada umumnya tempat yang ada di wilayah pemukiman tersebut. Legenda Bukit Putung bertema magis dan religius, dan memiliki amanat tidak bolehmenlontarkan perkataan yang akan membuat orang lain terkena musibah.
Adapun fungsi estetis yang terdapat dalam Mitos Basma Rah adalah hasil wawancara dari legenda yang menggunakan bahasa Bali yang merupakan bahasa ibu masyarakat Bali. Fungsi pragmatis dari Mitos Basma Rah adalah sebagai sumber pengetahuan dan peneguhan superior seseorang. Fungsi etis dari Mitos Basma Rah adalah berkaitan dengan etika dan norma yang berlaku dan diterapkan pada kehidupan masayarakat. Fungsi historis dari Mitos Basma Rah sebagai penangkal mara bahaya yang dikeluarkan oleh I Gede Macaling pada saat ke desa tersebut. Kedudukan Mitos Basma Rah dalam nilai sastra adalah sebagai sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada para leluhur yang telah melindungi mereka, Caru dan babi butuan tersebut digunakan dalam upacara yang bertujuan menyomnya bhuta kala dan dengen.
Referensi
Dewi, Ni Luh Putu Kartika Sari. 2020. Analisis Struktur dan Nilai Mitos Sang Naga Rarik di Pura Luhur Mekori. Bali, Jurnal Humanis Fakultas Ilmu Budaya Unud.
Esten, Mursal.1984. Kritik Sastra Indonesia. Padang: Angkasa Raya.
Ranem, I Nyoman. 2022. Eksistensi Mitos Cuntaka Wuku Watugunung Desa Taro, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar, Bali. Volume 5 Nomor 2 Tahun 2022.