GAMELAN BALI DALAM KONSTELASI FILOSOFIS DAN ESTETIK
DOI:
https://doi.org/10.25078/sphatika.v15i1.3153Kata Kunci:
Filosofi, gamelan Bali, estetik.Abstrak
Kreativitas secara substantif tidak bisa dipisahkan dari unsur akal dan unsur rasa manusia. Beraneka ragam kesenian dan tradisi yang lahir dari kreativitas manusia akhirnya menjadi ciri khas dari masing-masing wilayah pembuatnya. Gamelan merupakan salah satu dari sekian banyak kekayaan tradisional Indonesia yang lahir dari beragam pertimbangan pikiran, gagasan, ide, rasa dan kreatifitas dari manusia. Gamelan adalah sekelompok alat musik dengan pola ketukan berbeda yang dipergunakan dalam memainkan lagu/gending. Awal mula kemunculan gamelan adalah ketika budaya hindu-budha mulai mendominasi nusantara. Terdapat beberapa jenis gamelan diantaranya gamelan jawa, gamelan sunda, gamelan banjar, gamelan minang dan gamelan bali. Kesemua jenis gamelan tersebut memiliki kekhasan masing-masing sesuai dengan daerah berkembangnya gamelan.
Gamelan tidak hanya digunakan sebagai musik pengiring pada kesenian tradisional tetapi juga dipergunakan dalam bebagai ritual keagamaan. Di Bali, hampir semua kegiatan keagamaan khususnya dalam upacara agama hindu selalu mempergunakan iringan gamelan. Gamelan Bali merupakan salah satu unsur panca suara yang selalu ada dalam setiap upacara yajna di Bali. Panca suara ini tidak lepas dari konsep estetika hindu dimana pada setiap suara yang dihasilkan mempunyai makna filosofis. Gamelan Bali yang hadir dalam berbagai ritual hindu di bali bukan saja sebagai hiburan semata tetapi juga memiliki nilai magis yang dapat menggetarkan suasana. Artikel ini akan membahas mengenai filosofi gamelan bali dalam konstelasi estetik.
Referensi
Ardana, I Ketut. 2020. Representasi Konsep Patet dalam Tradisi Garap Gamelan Bali. Yogyakarta : Resital
Aryasa, I Wayan Madra. 1983. Nilai Mitos Gamelan Bali dalam Lontar Aji Ghurnita. Denpasar: Taman Budaya Bali
Ariani, Nyoman Wiraadi Tria dan S. Luh Made Karisma Sukmayanti. 2013. Hubungan Intensitas Latihan Musik Gamelan Bali dan Kecerdasan Emosional. Vol. 1, No. 1, 151-159. Jurnal Psikologi Udayana. Denpasar : UNUD
Bandem, I Made. 1986. Prakempa: Sebuah Lontar Gamelan Bali. Denpasar: Akademi Seni Tari
Indonesia.
Bandem, I Made. 2013. Gamelan Bali Di Atas Panggung Sejarah. Denpasar : BP Stikom.
Darmawan, I Putu Ariyasa, Khrisna, Ida Bagus Wika. 2019. Konsep Ketuhanan Dalam Suara Gamelan Menurut Lontar Aji Ghurnnita. Singaraja : Genta Hredaya
Dibia, I.W., Ballinger, R. 2004. Balinese Dance, Drama & Music. Edisi Pertama. Jakarta: PT Java
Books Indonesia.
Djelantik, A.A.M. 2004. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertujukan.
Donder, I. K. 2005. Esensi bunyi gamelan dalam prosesi ritual hindu. Surabaya: Paramita
Irawati, E. (2019). Transmission of kêlèntangan musik among the Dayak Bênuaq of East Kalimantan in Indonesia. Malaysian Journal of Musik, 8, 108–121. https://doi.org/10.37134/ mjm.vol8.7.2019
Kartawan, I Made. 2005. Keragaman Laras Gong Kebyar di Bali Kajian Dalam Perspektif Budaya.
Volume 17 No. 2 September 2005: 174-191. Mudra Jurnal Seni Budaya. Denpasar : ISI Denpasar
Permadi, Ida Bagus Hery Yoga. 2021. Adaptasi Pengembangan Pola Kotekan Gamelan Bali
dalam Permainan Gitar Klasik. Yogyakarta : Jurnal Of Music
Rembang, I Nyoman. 1973. Gambelan Gambuh dan Gambelan Lain-Lainnya di Bali. Denpasar:
Kertas Kerja Pada Workshop Gambuh
Soedarsono, R.M. 1972. Djawa dan Bali: Dua Pusat Perkembangan Drama Tari Tradisional di
Indonesia. Jogjakarta : Gadjah Mada University Press
Sugiartha, I Gede Arya. 2015. Bentuk dan Konsep Estetik Musik Tradisional Bali. Denpasar : ISI Denpasar
Udiyana, I Gede Eka. 2015. Pengembangan Aplikasi Gamelan Angklung Bali Berbasis Android. Singaraja : Karmapati Undiksha










