MAKNA UCAP – UCAP TOPENG SIDHAKARYA DALAM UPACARA PIODALAN AGUNG DI PURA DALEM AGUNG PADANGTEGAL
Kata Kunci:
Ucap – Ucap; Topeng SidhakaryaAbstrak
Salah satu bentuk atau wujud kesenian wali adalah Tari Topeng Sidhakarya. Tari ini dipentaskan di setiap pelaksanaan upacara yadnya berskala besar. Tari ini merupakan representasi dari Brahmana Keling dalam cerita babad Dalem Waturenggong. Salah satu wilayah di Bali yang mementaskan tarian ini adalah Desa Adat Padangtegal. Di Desa Adat Padangtegal, dalam setiap pelaksanaan upacara Piodalan Agung di Pura Dalem Agung Padangtegal ditarikan sebuah topeng sakral atau tapakan Sidhakarya. Dalam pementasannya tarian tersebut berisi ucap - ucap atau kalimat - kalimat berbahasa kawi yang diucapkan oleh penari. Masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini yaitu : (1) bagaimana maksud dari ucap - ucap topeng sidhakarya?, (2) konsep apa yang terkandung dalam ucap - ucap topeng sidhakarya dan (3) bagaimana keberadaan ucap - ucap topeng sidhakarya dari segi situasi, waktu serta lingkungan?, Dalam tulisan ini digunakan teori makna untuk membedah rumusan masalah dalam penelitian ini. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara serta studi kepustakaan. Data kemudian dianalisis dengan metode reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil yang diperoleh dari karya tulis ini adalah bahwa ucap - ucap topeng Sidhakarya di Pura Dalem Agung Padangtegal merupakan pengantar persembahan upacara Piodalan Agung serta melengkapi segala kekurangannya. Ucap - ucap sidakarya juga mengandung konsep konsep kefilsafatan Hindu. Konsep yang terdapat di dalamnya adalah konsep Nirguna dan Saguna Brahman, Konsep Siwa Sidhanta dan konsep Tantra, seerta eksistensi ucap - ucap topeng sidhakarya didukung oleh aspek desa kala dan patra sebagai penentu sakral atau profannya suatu bentuk kesenian






