ETIKA UPACARA BALIATN PEMBENTUK KARAKTER MASYARAKAT HINDU DAYAK DEAH
Kata Kunci:
Kata Kunci : etika, upacara, Baliatn, karakter, masyarakat dayak deahAbstrak
Sebelum ajaran agama Hindu masuk Monoteisme dan Monisme sebelunya di Indonesia sudah berkembang, pada penduduk pribumi sistem kepercayaan yang disebut Animisme dan Dinamisme. Kepercayaan ini masih dilaksanakan dan diyakini sampai saat ini. Kepercayaan Animisme dan Dinamisme dapat kita lihat pada etnis Dayak Deah yang masih menjalankan cara penyembuhan penyakit dalam bentuk upacara (ritual) yaitu Beliatn. Upacara Beliatn tergolong dalam upacara Manusia Yadnya. upacara Beliatn hanya dilakukan oleh suku Dayak penganut agama Hindu.Pelaksanaan upacara Beliatn oleh suku Dayak Deah hanya dipahami sebagai suatu keyakinan yang turun temurun dalam bentuk tradisi yang membudaya, tanpa pemahaman akan makna religius termasuk nilai etika. Karena penelitian secara ilmiah terhadap upacara Beliatn belum dilakukan sampai yang bersifat esensial. Berdasarkan hal tersebut, untuk mengetahui,pelaksanaan upacara Beliatn ditinjau dari segi sarana, tempat dan waktu, pemimpin upacara, rangkaian pelaksanaan, pendidikan etika apa pada pelaksanaan upacara Belitan, bagaimanakah persepsi terhadap aspek pendidikan etika dalam Upacara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, pengolahan data dengan cara menyusun secara sistematis, menekankan analisanya pada data deskriptif berupa kata-kata tertulis yang diamati. penganalisaan data ini lebih difokuskan pada Penelitian Kepustakaan (Library Research), yakni dengan membaca, menelaah dan mengkaji buku-buku dan sumber tulisan yang erat kaitannya dengan masalah yang dibahas. Terkait Nilai pendidikan etika Upacara Baliatn dalam agama Hindu. dengan subjek penelitian dilakukan di Desa Mangkupuk kecamatan muara Uya Kabupaten Tabalong. Melalui hasil penelitian ilmiah ini dapat ditarik kesimpulan menjadi pokok permasalahan. Pelaksanan upacara Beliatn menggunakan sarana berupa benten saji, perlengkapan upacara dan alat musik, serta dalam pelaksanaanya dipimpin oleh seorang Mulukng dibantu seorang penggadikng bertugas mengatursarana upakara/sesajen pada saat upacara berlangsung. Rangkaian upacara Beliatnterdiri dari; upacara Ngontah (upacara awal), Besurah (musyawarah), upacara Netungkal (pembersihan), upacara Metanja (tarian sakral), dan upacara Ngator(upacara akhir). Ritual dalam bentuk upacara Belian selain untuk menyembuhkan penyakit, juga sebagai media penanaman nilai pendidikan etika Upacara, Religius dan Sosial yang mereka sebut dengan adat wolupm.






