MAKNA SIMBOLIK CATUS PATHA AGUNG SEBAGAI TEMPAT PELAKSANAAN YADNYA DI KABUPATEN BANGLI

Penulis

  • I Wayan Wira Program Studi Brahma Widya Pascasarjana UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar
  • I Gusti Ngurah Sudiana
  • I Made Adi Brahman

DOI:

https://doi.org/10.25078/pjah.v27i2.3778

Kata Kunci:

Symbolic Meaning; Catus Patha Agung

Abstrak

Simbol-simbol dalam agama Hindu sangat terkait dan tidak dapat dipisahkan dengan ajaran Ketuhanan (teologi Hindu), karena simbol-simbol tersebut merupakan ekspresi untuk mendekatkan diri manusia kepada-Nya. Simbol-simbol tersebut berupa arca atau pratima untuk dewa-dewa, wahana dewata atau kendaraan dewa-dewa, bangunan suci untuk sthana memuja-Nya. Namun, sebelum kita lebih lanjut berbicara, ada ide bahwa sebuah kota yang dulunya menjadi simbol kerajaan sekarang menjadi pusat kabupaten/kota konsep yang dimaksud ini disebut Catus patha. Secara umum Catus Patha berwujud catur muka yang mana hampir seluruh masyarakat Hindu Bali sangat percaya bahwa yang bersemayam di Catus patha adalah Sanghyang Catur Bhuana, Akan tetapi catus patha yang berdiri di Kota Bangli tersebut adalah patung menggunakan simbol Tri Murti. Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif dengan pendekatan eksperimen sehingga peneliti sebagai instrumen kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisa data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Sumber data primer yang dari hasil observasi di lapangan dan wawancara mendalam kepada para Sulinggih dan para Pinandita yang dianggap mengetahui kajian dalam penelitian ini. Sumber data Sekunder dalam penelitian ini berasal dari dokumen yaitu berupa data tertulis seperti buku atau literatur yang berhubungan dengan kajian permasalahan. Informan ditentukan secara purposive sampling, yakni terhadap mereka yang benar-benar berkecimpung di dalamnya. Dari hasil analisis yang didapatkan Catus Patha agung di Kota Bangli masih menjadi icon pemerintahan dimana masih terdapat unsur-unsurnya seperti Puri (Istana), Wantilan (ruang terbuka publik), alun-alun (ruang terbuka hijau), dan Peken (pasar) meskipun terdapat beberapa perubahan-perubahan pada masa kini. Sebagai pusat upacara yadnya seperti tawur agung, ngerebeg, nanggluk merana, ngulapin dan upacara-upacara lainnya, dan dalam ranah masyarakat terdapat sedikit polemik yang diantaranya simbol yang kurang relevan dengan Catus Patha Agung lainnya. Patung Catus Patha Agung di Kabupaten Bangli bahwa simbol tersebut terpajang simbol tri murti, sedangkan menurut beberapa lontar dan secara umum Catus Patha Agung  bersthana Shang Hyang Catur Bhuana diidentikan dengan catur muka atau bermuka empat.

Unduhan

Diterbitkan

2024-09-30

Terbitan

Bagian

##section.default.title##
Abstrak viewed = 22 times