POLA MODERASI BERAGAMA DALAM RELASI HINDU–KATOLIK DI BANJAR TUKA DESA DALUNG KABUPATEN BADUNG
DOI:
https://doi.org/10.25078/pjah.v27i2.3651Abstrak
Relasi antarumat beragama telah melahirkan pola moderasi beragama yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat di berbagai pelosok tanah air. Hidup rukun, damai dan saling menghargai antar teman dan tetangga, antar kampung dan kawasan serta antar suku bangsa yang berbeda paham keagamaan sudah membudaya dan bahkan sudah menjadi bagian dari kearifan lokal sejak berabad-abad yang lalu. Tradisi rukun, damai, saling menghargai, tenggang rasa dan gotong royong telah membumi menjadi dasar dalam pola moderasi beragama dan memiliki peran penting dalam membangun kerukunan beragama seperti halnya terjadi di Banjar Tuka Desa Dalung. Pola moderasi beragama telah tertanam dalam konstruksi keyakinan pada tataran personal maupun sosial, dilestarikan melalui tradisi dan ajaran luhur, ditampilkan dalam karya budaya sebagai penanda hadirnya pola moderasi beragama di tengah masyarakat. Berangkat dari beberapa kasus intoleran dan konflik sosial keagamaan yang berbasis agama, negara Kesatuan Republik Indonesia perlu memasyarakatkan moderasi beragama. Sebab, dengan sikap moderat dalam beragama akan bisa tercapai kerukunan antar umat beragama. Pola moderasi beragama perlu diimplementasikan secara berkesimnabungan untuk dapat menjalin kesatuan dan persatuan masyarakat menuju masyarakat aman, damai, sejahtera dan harmonis.