UPACARA NGABEN DI KREMATORIUM SANTHAYANA DENPASAR
DOI:
https://doi.org/10.25078/pjah.v27i1.2889Kata Kunci:
Modernization; Crematorium; Ngaben CeremonyAbstrak
Modernisasi Upacara Ngaben di Krematorium Santhayana Denpasar dilakukan oleh karena adanya konflik yang berujung pada sanksi-sanksi Desa Pakraman secara structural sehingga dapat menindas kelompok minoritas. Dalam praktik desa pakraman di Bali, kelompok minoritas ini adalah mereka yang memperoleh suara paling sedikit dibandingkan kelompok lainnya. Dari sisi ini posisi dan peran tokoh desa akan memiliki kedudukan yang istimewa karena dapat memperkuat posisi mayoritas. Artikel ini secara deskriptif menarasikan bentuk, fungsi dan Implikasi Modernisasi Upacara Ngaben di Krematorium Santhayana Denpasar. Inti dari upacara ngaben krematorium sama dengan upacara ngaben konvensional yaitu proses untuk mengembalikan segala unsur-unsur dalam tubuh manusia sampai asalnya di alam semesta, yaitu meleburkan jazad manusia yang disebut Panca Maha Bhuta Alit menjadi Panca Maha Bhuta Agung melalui pembakaran. Keberadaan Krematorium Santhayana memiliki fungsi Sosial-Religius, Pelestarian Budaya, Transisi Modernisasi Budaya Hindu Bali, Fungsi Manajemen Ekonomi dan Religi Praktis. Sementara Pelaksanaan Modernisasi Upacara Ngaben di Krematorium Santhayana Denpasar berimplikasi pada rekayasa Sosial, Implikasi Ekonomi Masyarakat, Wisata Budaya, Implikasi Tradisi, dan Implikasi Pemberdayaan Masyarakat.