SINKRETISASI SIWA-BUDDHA DI PURA YEH GANGGA DESA PEREAN TENGAH KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN

Penulis

  • Made Joniarta UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.25078/pjah.v26i1.2322

Abstrak

Penelitian ini dilakukan atas ketertarikan penulis terhadap studi Teologi Kerukunan yang ada di Bali. Kerukunan antar umat beragama ditengah Pulau Bali, bukan hanya di pengaruhi oleh konsensus nasional tentang stabilitas politik dan sosial, tetapi juga karena kearifan lokal tentang Sinkretisasi dalam aspek agama. Ajaran Siwa yang mendominasi dan diakui sebagai aliran mayoritas dan bahkan menjiwai sebagian besar nilai Hindu di Bali tak lupa pula mengakomodasi dan mengharmonisasi diri engan ajaran lain,salah satunya aliran Buddha. dari hal tersebut, eksistensi ajaran Buddha masih berkembang hingga saat ini. Refleksi penyatuan nilai ajaran Siwa-Buddha salah satunya dapat ditemukan di Pura yeh Gangga Desa Perean Tengah. Terdapat tiga permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu, (1) Proses Sinkretisasi Ajaran Siwa-Buddha di Pura Yeh Gangga, (2) Faktor pendorong terjadinya Sinkretisasi Ajaran Siwa-Buddha, (3) Implikasi dari Sinkretisasi ajaran Siwa-Buddha di Pura Yeh Gangga. Teori yang digunakan untuk membedah rumusan masalah pada penelitian ini adalah teori Evolusi Sosial Budaya Durkheim untuk membedah permasalahan mengenai Proses Sinkretisasi Ajaran Siwa-Buddha di Pura Yeh gangga dan juga untuk membedah permasalahan mengenai Faktor pendorong terjadinya Sinkretisasi Ajaran Siwa-Buddha dan teori Interaksionalisme Simbolik dari Hebert Blumer membedah masalah Implikasi dari Sinkretisasi ajaran Siwa-Buddha di Pura Yeh gangga. Penelitian ini adalah penelitian lapangan kualitatif deskriptif. Sumber data primer dalam penelitian ini pada Pura Yeh gangga dan umat Hindu dan Buddha sebagai pengempon. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik snow ball.  Hasil penelitian ini telah terjadi Sinkretisasi Ajaran Siwa-Buddha di Pura Yeh gangga meliputi (1) sejarah penyatuan Siwa-Buddha, (2) kedatangan ajaran Siwa-Buddha di Desa Perean Tengah, (3) Proses Sinkretisasi Ajaran Siwa-Buddha, dan (4) Meru Tumpang Pitu sebagai wujud Sinkretisasi. Faktor pendorong terjadinya Sinkretisasi meliputi (1) Faktor Sistem Religi, (2) Faktor Sosial. Implikasi Sinkretisasi Ajaran Siwa-Buddha di Pura Yeh gangga meliputi (1) Implikasi Sosial dan (2) Implikasi Teologis.

 

Kata Kunci: Sinkretisasi; Siwa-Buddha; Pura Yeh gangga.

Unduhan

Diterbitkan

2023-03-31

Terbitan

Bagian

##section.default.title##
Abstrak viewed = 105 times