Atman Menuju Brahman (Perspektif Teologi Hindu)
DOI:
https://doi.org/10.25078/jyk.v2i2.350Keywords:
Atman, Brahman, Teologi HinduAbstract
Tulisan ini dilakukan berdasarkan ketertarikan penulis terhadap proses kehiduan yang penuh
dengan misteri yang sulit dijelaskan melalui pengalaman indrawi. Kehidupan ini berjalan
sedimikian rupa mengikuti alur yang telah ditentukan. Penentu kehidupan inilah yang disebut
“karma” sebagai penentu kehidupan, kematian, kebahagiaan serta kesengsaraan manusia pada
kehidupan selanjutnya yang disebut dengan “Punarbhawa” dan Karma Pula sebagai penentu
kapan saatnya atma itu kembali kepada Brahman. Sehingga tidak ada lagi kesengsaraan maupun
kebahagiaan yang terasa semua kembali menjadi Achintya. Mengendalikan manah dalam sapta
angga, dengan cara melaksanakan Prayogasandhi dengan Samyagjnana sebagai penuntunnya
serta melaksanakan Catur Yoga berdasarkan pada kebenaran dan ketulusan hati, sehingga
seseorang akan mencapai kesadaran akan sang diri dan hakekat Tuhan. Setelah tercapainya
kesadaran tersebut pasti seseorang akan melaksanakan sesuatu berdasarkan pada kesadaran
tersebut. Perbuatan yang baik tentu akan selalu terlaksana walaupun belum sempurna. Dengan
selalu melaksanakan perbuatan baik, tanpa pamrih, tulus ikhlas dan selalu ada dalam kesadaran
sejati maka seseorang akan dapat terhindar dari lapisan alam bawah yang penuh dengan
kesedihan dan perlahan akan meniti ke atas untuk mencapai satya loka dan pada akhir Atman
akan menyatu dengan Brahman.