PILIHAN DIKSI DALAM KONTESTASI PILPRES 2024 DALAM PERSPEKTIF ANALISIS WACANA KRITIS SEBAGAI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN LITERASI

Authors

  • Ni nyoman ayu suciartini UHN I GUSTI BAGUS SUGRIWA
  • I Nyoman Payuyasa Institut Seni Indonesia Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.25078/jpm.v10i01.3575

Keywords:

Discourse analysis, Literacy, education

Abstract

The diction or terms used in the 2024 presidential election battle are some deliberately coined, while others emerge inadvertently, which can lead to multiple interpretations and meanings. Candidate pairs and, on the other hand, can also decrease electability in the political atmosphere. This study aims to analyze popular diction in the 2024 presidential election, both from social media and the bustling reality in society. This research employs a qualitative descriptive research design with the assistance of data collection methods such as observation, documentation, and literature review. The analytical tool used is Discourse Analysis. The results of this study indicate that the most popular diction often contains meanings that, when dissected using critical discourse analysis, reveal several perspectives related to the significance of the diction. Terms such as "slepet", "samsul", "cawe-cawe", are the most popular diction that influences both social media and the real world. Many posts are inspired by the diction of the 2024 presidential election, which certainly contains certain political meanings. The choice of diction or language by a leader figure greatly determines the process of garnering votes. Recorded in the diction that emerges in the presidential election, this diction can become an advertisement in another form that contributes to increasing electability

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdul Malik Usman. (2018). Revitalisasi Pendidikan Karakter Berbasis Sufiisme. Jurnal Studi Kependidikan Dan Keislaman, 5(1), 101–120. http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/murabbi/article/view/3403/2530

Arikunto. (2010). Suharsimi Arikunto.pdf. In Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik-Revisi ke X.

Badan Pengembangan dan Perlindungan Bahasa. 2015. Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. Jakarta: Badan Pengembangan Bahasa.

Balai Litbang Agama Makassar. (2019). Moderasi Beragama Dalam Tradisi Lisan Masyarakat. 1–4.

Elfrindri, dkk. 2012. Pendidikan Karakter, Kerangka, Metode, dan Aplikasi untuk Pendidikan dan Profesional. Jakarta: Boduose Media.

Elya, M. (2014). Analisis Wacana Kritis Dalam Perspektif Norman Fairclough. KOMUNIKA: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi. https://doi.org/10.24090/kom.v8i1.746

Ervania, Teguh Setiawan, & Nurhayadi. (2022). Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough Representasi Kehidupan Religius Cerpen Mbah Sidiq Karya A. Mustofa Bisri. SOSMANIORA: Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 1(2), 256–264. https://doi.org/10.55123/sosmaniora.v1i2.554

Dianita, Gita, dkk. 2018. Implementasi Pendidikan Toleransi di Sekolah: Sebuah Kearifan Lokal di Sekolah Nahdlatul Ulama. TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5 No. 2 (2018)

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung; Alfabeta.

Hadisaputra, Prosmala. 2020. Pendidikan Toleransi di Indonesia: Studil iteratur. Jurnal Dialog Vol. 43, No.1, Jun 2020.

Hefni, Wildani. 2020. Moderasi Beragama dalam Ruang Digital: Studi Pengarusutamaan Moderasi Beragama di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri. Jurnal Bimas Islam Vol 13 No. 1

Indah, Yani Tri. 2020. Pendidikan Toleransi Beragama Berbasis Multikultural di SMA Nasional 3 Bahasa Putera Harapan (Pu Hua School) Purwokerto Kabupaten Banyumas (skripsi: tidak diterbitkan)

Mustofa, M., & Budiwati, B. H. (2019). PROSES LITERASI DIGITAL TERHADAP ANAK: Tantangan Pendidikan di Zaman Now. Pustakaloka, 11(1), 114. https://doi.org/10.21154/pustakaloka.v11i1.1619

Penyusun, T. (2013). Moderasi Beragama. In Kementerian Agama (Vol. 53, Issue 9).

Pudentia. 2002. Dinamika Tradisi Lisan Nusantara. Makalah Seminar Nasional Dinamika Budaya Lokal dalam Wacana Global Dies Natalis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Rosyid, A. (2022). Moderasi Beragama di Lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan: Suatu Kajian atas Alterasi Kebijakan Pendirian Rumah Moderasi Beragama. Tarbawi, 5(2), 101–110.

Suandi, I Nengah. 2010. Pengantar Metodologi Penelitian Bahasa. Singaraja: Undiksha.

Sugiyono. (2016). Metodologi Penelitian. Journal of Chemical Information and Modeling.

Suciartini, N. N. A. (2017). Analisis Wacana Kritis “Semua Karena Ahok” Program Mata Najwa Metro Tv. Aksara. https://doi.org/10.29255/aksara.v29i2.54.267-282

Suciartini, N. N. A. (2018). Pendidikan toleransi dalam pembelajaran bahasa indonesia berbasis metode think pair share di stikom bali. Ikip pgri bali. Jurnal Widyadari.

Suciartini, Ni Nyoman Ayu. 2019. Bahasa Satire Dalam Kultur Meme Media Sosial. Jurnal Pustaka Unud Vol 20 No.1 halaman 1—9. Denpasar: Universitas Udayana.

Saputra, H. N., & Salim, S. (2020). Potret Sikap Mahasiswa dalam Penggunaan Literasi Digital. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 4(2), 94. https://doi.org/10.32585/jkp.v4i2.667

Sholikhah, A. (2021). diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial ( S . Sos ) Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam FAKULTAS DAKWAH i diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk me.

Sigit Surahman. 2013. DAMPAK GLOBALISASI MEDIA TERHADAP SENI DAN BUDAYA INDONESIA. Jurnal Komunikasi Volume 2 No.1 2013 halaman 29-38

Silvana, H., & Darmawan, C. (2018). Pendidikan Literasi Digital Di Kalangan Usia Muda Di Kota Bandung. Pedagogia, 16(2), 146. https://doi.org/10.17509/pdgia.v16i2.11327

Siregar, H. (2022). Analisis Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Sarana Sosialisasi Pancasila. Pancasila: Jurnal Keindonesiaan, 1, 71–82. https://doi.org/10.52738/pjk.v2i1.102

Tobing, M. M. (2017). Jurgen Habermas dan Ruang Publik di IndonesiaJurgen Habermas dan Ruang Publik di Indonesia”. Jurnal FISIP Universitas Kristen Indonesia, 1–32. http://repository.uki.ac.id/

Published

2024-02-28

Issue

Section

Articles
Abstract viewed = 185 times