MENGGELEDAH EKSISTENSI KAUM MARHAEN DALAM MENGISIH DAN MEMAKNAI KEBIJAKSANAAN SISTEM POLITIK DI INDONESIA

Tinjauan Berfilsafat Politik - F.X. Armada Riyanto

Penulis

  • Yosef Usman Sekolah Tinggi Filsafat Teologi
  • Fransiskus Xaverius Eko Armada Riyanto
  • Pius Pandor

Abstrak

Politik” berarti menggeledah atau menggali nilai-nilai kebijaksanaan politik  yang bukan hanya kaum elit, kaya, atau latar belakang pendidikan yang tinggi saja melainkan kaum kecil juga mendapat tempat untuk berpolitik semestinya. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana keberadaan kaum kecil, serderhana atau yang terpinggirkan  mensuksenskan sistem perpolitikan di Indonesia. Eksistensi kaum marhaen sepertinya di Indonesia dianggap mulai mundur  yang berdampak pada sikap arogansi bagi kaum marhaen kaum elit, kaya atau latar belakang pendidikan uang tinggi itu, dan ada tendensi menegasikan yang lain sebagai subjek kedua. Sikap arogansi  dan tendensi menegasikan yang lain merupakan sebuah kebiasaan atau bahkan sebuah budaya otoritas  diterapkan sebagian atau sekelompok orang untuk membudayakan sikap arogan dan apatis terhadap aturan yang disetujui bersama yang kemudian menegasikan yang lain sebagai subjek kedua seperti melihat kelompok, turunannya, sukunya, atau budayannya yang paling dominan. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah penelitian kualitatif dengan cara studi kepustakaan yang bersumber dari buku Berfilsafat Politik ditambah dengan sumber lain seperti buku- buku dan artikel ilmiah dari jurnal-jurnal yang mendukung tulisan ini. Hasil yang ditemukan dalam tulisan ini adalah Keberadaan kaum marhaen atau kaum kecil, serderhana atau yang terpinggirkan di Indonesia dianggap tidak mempunyai dasar otoritas yang kuat dari dasarnya, budaya arogansi, sikap apatis terhadap aturan, dan tendensi menegasikan yang lain sebagai subjek kedua  di anggap lemah dalam berpolitik. Hal ini dikarenakan sumber daya manusianya yang kurang menyadari makna “kebijaksanaan politik y” yang benar dan tepat sehingga membuat keberadaan kaum marhaen mengalami kemunduran. Minimnya  pemahaman tentang arti politik, eksistensi kaum marhaen. dalam kasus menegasikan kaum marhaen dalam poitik kontemporer di Indonesia menjadi alasan utama mengapa “kaum kecil, serderhana atau yang terpinggirkan di Indonesia dianggap tidak mempunyai dasar otoritas yang kuat dari dasarnya dalam berpolitik” mendapatkan perhatian dan tempat yang layak dan seimbang dalam berpolitik.

Unduhan

Diterbitkan

2025-09-30

Terbitan

Bagian

##section.default.title##
Abstrak viewed = 1 times