KIRAB PUSAKA KERATON KASUNANAN SURAKARTA DALAM PERSPEKTIF ETIKA DEONTOLOGI IMMANUEL KANT

Penulis

  • John Abraham Ziswan Suryosumunar IAHN Gde Pudja Mataram
  • Fuad Noorzeha UKH Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.25078/sanjiwani.v13i2.1204

Kata Kunci:

kirab pusaka, Kasunanan Surakarta, etika deontologi

Abstrak

Jawa adalah salah satu suku terbesar di Indonesia yang keberadaannya menyebar tidak hanya di seluruh penjuru Indonesia, tetapi juga mendominasi jumlah penduduk di beberapa daerah di negara lain, seperti di negara Suriname dan New Caledonia. Kebudayaan etnis Jawa pada dasarnya tersentral dari kerajaan-kerajaan masa lalu yang hingga saat ini masih berdiri, yaitu Surakarta dan Yogyakarta. Karakter kultural Jawa yang menjunjung keharmonisan sosial maupun spiritual adalah salah satu faktor kenapa etnis ini mudah untuk beradaptasi dengan masyarakat lokal dari berbagai daerah. Hal ini yang menarik bagi penulis untuk kemudian mengeksplorasi praktik tradisi suku Jawa yang masih bertahan hingga saat ini yang menjadi sebuah simbol keselarasan makrokosmos dan mikrokosmos, yang salah satunya adalah kirab pusaka dari keraton Kasunanan Surakarta. Penulis dengan menggunakan metode hermeneutika filosofis berusaha menganalisis tradisi tersebut dalam perspektif etika Deontologi dari Immanuel Kant. Analisis ini dapat berguna untuk memahami korelasi dari pelaksanaan kirab pusaka dengan dasar kewajiban yang dipegang oleh masyarakat adat keraton Kasunanan Surakarta dalam melaksanakan tradisi kirab pusaka.

Unduhan

Diterbitkan

2022-09-30

Terbitan

Bagian

##section.default.title##
Abstrak viewed = 600 times