http://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/GW/issue/feed Guna Widya: Jurnal Pendidikan Hindu 2023-09-01T00:00:00+08:00 Ida Ayu Gde Wulandari gunawidyauhn@gmail.com Open Journal Systems <div id="group"> <h4>Guna Widya : Jurnal Pendidikan Hindu dengan ISSN online <a href="http://u.lipi.go.id/1542098486">2655-0156</a> (SK no. 0005.26550156/JI.3.1/SK.ISSN/2018.12 - 5 Desember 2018 (mulai edisi Vol. 6, No. 1, Maret 2019), diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Agama Fakultas Dharma Acarya Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar mulai tahun 2014, didedikasikan sebagai publikasi ide, gagasan, hasil penelitian terkait pendidikan agama Hindu. Guna Widya : Jurnal Pendidikan Hindu terbit 2 kali dalam setahun, terindeks oleh Sinta, <strong>CrossRef</strong>, <a href="https://scholar.google.co.id/citations?user=WD_5g8QAAAAJ&amp;hl=id&amp;authuser=1" target="_blank" rel="noopener"><strong>Google Scholar</strong></a>, dan <strong><a href="http://garuda.ristekdikti.go.id/journal/view/16152">Garuda</a>.</strong></h4> </div> http://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/GW/article/view/2521 PROBLEMATIKA PELAFALAN MANTRA PŪJĀ TRI SANDHYĀ (PERSPEKTIF PENDIDIKAN) 2023-07-14T12:35:51+08:00 Ida Kade Suparta idasuparta5@gmail.com <div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>The coaching of the Pūjā Tri Sandhyā mantra is still an emphasis in the learning process in non-formal boarding schools until now, but problems in reciting this mantra are still often found in students. The problems that arise are not only related to the differences in the mantras of the 1991 PHDI standard version and the previous version, but more serious problems related to the emergence of new word pronunciations. This phenomenon is very important to study in order to obtain a clear picture of the causes of this problem so that it can become a reference for interested parties in formulating appropriate solutions. This study uses a qualitative approach that implements observation, interviews, and documentation to collect representative data. The results of the study show that the factors causing the problems of reciting the Pūjā Tri Sandhyā mantra which have not been fully resolved to date are the lack of Sanskrit language development and the tendency of students to imitate this mantra without any correction. The orientation of the learning pattern at the pasraman does not emphasize how to chant mantras in accordance with Sanskrit provisions but tends to increase śraddhā and devotional service in the form of prayer habits.</p> </div> </div> </div> 2023-09-01T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2023 Guna Widya: Jurnal Pendidikan Hindu http://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/GW/article/view/2399 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUIS KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi mata pelajaran PAH dan Budi Pekerti Siswa kelas VIII SMP PGRI 1 Waway Karya) 2023-02-20T11:46:42+08:00 I Gusti Ngurah Niscarayasa ajingurah46@gmail.com <div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Rendahnya aktivitas siswa serta proses pembelajaran yang monoton dan kurang variatif menjadi salah satu faktor rendahnya hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan aktivitas dan hasil belajar pendidikan agama Hindu dan Budi Peketi siswa kelas VIII SMP PGRI 1 Waway Karya. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Untuk sampel kuasi eksperimen adalah kelas VIII. Jumlah siswa untuk kelas PTK berjumlah 8 siswa untuk kelas eksperimen berjumlah 8 siswa, dan untuk kelas kontrol berjumlah 8 siswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran Kuis Kelompok, lembaran observasi aktivitas siswa, dan tes prestasi belajar. Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 siklus yang masing–masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan, sehingga semuanya terdiri dari 6 pertemuan. Kelas dibagi menjadi 3 kelompok sehingga siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran, baik secara mental maupun fisik untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru di dalam kelompoknya masing–masing, untuk nantinya disampaikan di depan kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran ini diperoleh peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.</p> </div> </div> </div> 2023-09-01T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2023 Guna Widya: Jurnal Pendidikan Hindu http://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/GW/article/view/2939 IMPLEMENTASI AJARAN CATUR GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA KELAS V DI SD NOMOR 3 KUTUH KUTA SELATAN 2023-07-27T09:29:14+08:00 I Nyoman Wiryasa nyomanwiryasa82@guru.belajar.id <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><strong><em>Pembentukan karakter yang baik perlu dilakukan sejak dini mulai sekolah dasar (SD). Strategi alternatif yang dilakukan untuk membangun insan yang cerdas dan berkarakter dengan mengembangkan pendidikan yang bersifat universal digunakan sebagai landasan pendidikan karakter yakni Catur Guru (Guru rupaka, Guru Pengajian, Guru Wisesa, danGuru Swadyaya) yang diterapkan oleh guru agama Hindu yang disesuaikan dalam pembelajaran tatap muka pada siswa kelas V di SD Nomor Kutuh, pada penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi non partisipan. Penelitian dilaksanakan untuk menjawab permasalahan: (1) Mengapa dilakukan Implementasi ajaran Catur Guru pada siswa kelas V SD Nomor</em></strong><strong><em> 3 Kutuh?, (2) Bagaimana proses Implementasi ajaran Catur Guru dalam pembentukan karakter siswa kwlas V SD Nomor 3 Kutuh?, (3) Bagaimana implikasi dari implementasi ajaran Catur Guru dalam pembentukan karakter siswa kelas V SD Nomor 3 Kutuh?. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk memahami proses dan, (2) untuk memahami implikasi ajaran Catur Guru dalam Membentuk Karakter Siswa Kelas V. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Teori Konstrutivistik untuk menjawab rumusan masalah satu, dan teori Behavioristik untuk menjawab rumusan masalah tiga.</em></strong><strong><em> Penelitian ini berbentuk rancangan kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan Teknik observasi langsung, Teknik wawancara tidak terstruktur dan studi dokumen. Setelah data terkumpul, data dianalisis dengan menggunakan Trianggulasi data.</em></strong><strong><em> Berdasarkan analisis tersebut, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Proses penerapan ajaran Catur Guru dalam pembelajaran Agama Hindu diawali dengan tahap persiapan materi ajar, menyampaikan materi ajar menggunakan metode Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah, lalu berdiskusi, pemberian tugas evaluasi sebagai tahap akhir. Ajaran yang diterapkan:</em></strong><strong><em> (a) Guru Rupaka (Orang Tua), (b) Guru Pengajian (Guru di Sekolah), (c) Guru Wisesa (Pemerintah) dan, (d) Guru Swadyaya (Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa). (2) Implikasi dari penerapan ajaran Catur Guru yaitu: (a) meningkatkan sikap ketaqwaan (Sradha Bhakti) siswa, (b) meningkatkan sikap kejujuran siswa, (c) meningkatkan sikap kedisiplinan siswa, (d) meningkatkan sikap tanggung jawab siswa.</em></strong></p> <p><strong><em>Kata Kunci: Implementasi, Ajaran Catur Guru, Membentuk Karakter Siswa Kelas V</em></strong></p> <p>&nbsp;</p> 2023-09-01T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2023 Guna Widya: Jurnal Pendidikan Hindu http://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/GW/article/view/2919 DAMPAK AJARAN TRI HITA KARANA TERHADAP KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 1 BANGLI 2023-07-23T17:01:49+08:00 Ni Wayan Arini wayanarini1967@gmail.com Ni Wayan Widyani wayanwidyani21032001@gmail.com I Made Putra Aryana wayanarini1967@gmail.com <div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Humans need harmony in their lives; harmony relationship with God, humans, and the environment. This teaching in Hinduism is called Tri Hita Karana consisting of 1) Parahyangan,; a harmonious relationship between humans and the Almighty God (Sang Hyang Widhi Wasa), 2) Pawongan; a harmonious relationship between humans and fellow human beings and 3) Palemahan; a harmonious relationship between humans and natural environment. The teacher does not only provide knowledge to students, but in learning it is also interspersed with giving advice so that students have good character, such as being religious, socially concerned, environmentally concerned and disciplined when the teacher explains the material. Therefore, students are not only smart in terms of knowledge, but also have good character and attitude. Through Hindu Religious and Moral Education, students can find out various Hindu religious teachings which are very effectively implemented to be able to develop their character. The implementation of learning in the classroom is related to the concept of Tri Hita Karana teachings. Because of the Tri Hita Karana learning material, students have an understanding of Tri Hita Karana teachings before applying them in their daily life, especially at school. Whereas in an effort to develop student character outside the classroom, Hindu Religious and Moral Education teachers invite students to implement the Tri Hita Karana teachings that have been obtained in class in the form of the practice of making ceremonies at Padmasana schools as students' psychomotor values and implementation in the form of attitudes that show good character in himself related to the teachings of Parahyangan, Pawongan and Palemahan in the school environment. The impact of implementing the teachings of Tri Hita Karana on the character development of students at SMP Negeri 1 Bangli is as follows: developing student character, increasing student awareness to carry out their religious teachings, increasing awareness of students towards others, increasing student awareness to the environment, and creating harmony.</p> </div> </div> </div> 2023-09-01T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2023 Guna Widya: Jurnal Pendidikan Hindu http://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/GW/article/view/2951 BRAHMACARI ASRAMA SEBAGAI DASAR PENCAPAIAN TUJUAN HIDUP PEDOMAN KEHIDUPAN GENERASI MILENIAL 2023-07-28T22:57:09+08:00 Gusti Sujarwo sanigoestisoedjarwo@gmail.com <p><strong><em>Abstrak</em></strong></p> <p><em>Agama Hindu mengenal ajaran tentang tahapan kehidupan yang disebut dengan catur asrama. Dimana tahapan kehidupan dibuat jenjang sedemikian rupa guna mencapai sebuah tujuan yang harmonis. Jika tahapan-tahapan dilalui dengan baik maka kehidupan menjadi lebih tertata dan bermakna. Dalam era modern ini tahapan-tahapan kehidupa mulai bergeser. Tahapan demi tahapan saling tumpang tindih sehingga menimbulkan ketidak harmonisan dalam kehidupan. Banyak terjadi kasus dimana pada saat masa belajar namun sudah dipaksa memasuki jenjang berumahtangga, hal ini tentu akan berakibat pada ketidak siapan baik mental maupun finansial. Jika terjadi demikian maka setiap jenjang akan terganggu dan tujuan akhir dari kehidupan akan sulit terwujud. Untuk meminimalisir kasus-kasus demikian maka tahapan catur asrama yaitu Brahmacari perlu mendapat sorotan khusus. Tahapan pertama harus dijadikan pondasi pokok dan diberikan penguatan-penguatan agar setiap individu siap untuk melangkah ke jenang-jenjang berikutnya sehinga tujuan kebahagian baik jagadhita dan moksa dapat tercapai.</em></p> 2023-09-01T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2023 Guna Widya: Jurnal Pendidikan Hindu http://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/GW/article/view/2913 MERDEKA BELAJAR DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN IMPLIKASINYA BAGI INDONESIA EMAS 2045 2023-07-21T22:53:11+08:00 Made Mardika mardikamade80@gmail.com <p>Pendidikan merupakan salah satu bidang kehidupan yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa. Namun meskipun demikian, kualitas pendidikan di negara Indonesia masih jauh dari kata maju dan terdepan. Atas dasar tersebut, lahirlah program Merdeka Belajar dari pemerintah Indonesia untuk menjawab permasalahan tersebut. Guna menjembatani program tersebut, perlu dukungan dan pandangan dari berbagai sisi, termasuk dari perspektif Pendidikan Agama Hindu. Berdasar pada problematika tersebut, peneliti melalui tulisan ini tertarik mengkaji program Merdeka Belajar dalam perspektif Pendidikan Agama Hindu. Dari sana, lahirlah tiga rumusan masalah, yaitu hakikat Merdeka Belajar, Perspektif Pendidikan Agama Hindu terhadap Merdeka Belajar, serta implikasinya untuk terciptanya Indonesia Emas 2045. Melalui metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hakikat Merdeka Belajar sebagai program yang urgen bisa didukung oleh pandangan luhur dari Pendidikan Agama Hindu untuk mempersiapkan Indonesia Emas 2045.</p> <p>&nbsp;</p> 2023-09-01T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2023 Guna Widya: Jurnal Pendidikan Hindu http://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/GW/article/view/2356 KEUNGGULAN KITAB UPANISAD DALAM MENCIPTAKAN PESERTA DIDIK BERKUALITAS (Sebuah Kajian Pendidikan Kritis Agama Hindu) 2023-07-14T12:45:03+08:00 Ni Made Suwarsi suwarsimade@gmail.com I Nyoman Sueca nyomansuecaihdn64@gmail.com I Nyoman Suadnyana nsuadnyana71@gmail.com I Ketut Sandika tantrasastra11@gmail.com <p><em>There are twelve significant Upanisad scriptures. These scriptures described about God, soul and universe in an esoteric philosophical way. Furthermore, Upanisad main scriptures explicitly explained about an education system that can develop students’ intelligence holistically. Education system in Upanisad scriptures emphasized on an integrated learning aspects to build a cognitive, affective and psychomotoric behavior which involves the relationship between the teacher and the students. The excellence values of Upanisad scriptures that need to be evaluated to create an education system that can produce qualified students physically and mentally as described in the national education system. Upanisad education system should be able to be realized in Indonesia’s education system, particularly in teaching Hindu religion. Currently, Indonesia’s education system has not reached an ideal and optimal condition to produce qualified students. In Upanisad scriptures, we can say that it is a qualified system if it can create qualified students who not only have cognitive intelligence, but also spiritual intelligence in their behavior. Therefore, the education system in Upanisad scriptures emphasized on the process of experiencing rather than memorizing all theoretical formulas. The focus of this research is about the excellence values in Upanisad scriptures in creating qualified students.</em></p> 2023-09-01T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2023 Guna Widya: Jurnal Pendidikan Hindu http://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/GW/article/view/2879 CANDI RETNO SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH AGAMA HINDU 2023-07-15T13:40:12+08:00 Naufal Raffi Arrazaq naufalraffi197@gmail.com <p>Kajian potensi pemanfaatan peninggalan arkeologi di Candi Retno sebagai sumber belajar sejarah agama Hindu masa Kerajaan Mataram Kuno belum dilakukan secara mendalam. Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis ragam temuan arkeologi bercorak agama Hindu masa Kerajaan Mataram Kuno di Candi Retno. Tujuan lainnya ialah menganalisis potensi pengembangan materi peninggalan arkeologi bercorak agama Hindu di Candi Retno sebagai sumber belajar sejarah agama Hindu masa Kerajaan Mataram Kuno. Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini yang bertujuan menganalisis objek kajian yaitu peninggalan arkeologi di Candi Retno berupa candi dan yoni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ragam temuan peninggalan arkeologi di Candi Retno ialah reruntuhan bangunan candi, yoni dan beberapa artefak berupa temuan lepas. Temuan peninggalan arkeologi di Candi Retno menunjukkan bahwa dahulu masyarakat masa Kerajaan Mataram Kuno memeluk agama Hindu. Peninggalan arkeologi bercorak agama Hindu di Candi Retno berpotensi dikembangkan sebagai sumber belajar sejarah agama Hindu dalam pembelajaran sejarah. Materi yang dapat dikembangkan ialah sejarah agama Hindu masa Kerajaan Mataram Kuno, ikonografi agama Hindu masa Mataram Kuno, teknologi pembangunan bangunan suci agama Hindu, dan pelestarian peninggalan arkeologi dengan latar belakang agama Hindu.</p> 2023-09-01T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2023 Guna Widya: Jurnal Pendidikan Hindu http://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/GW/article/view/2507 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN DI DESA PAKRAMAN SERANGAN, KECAMATAN DENPASAR SELATAN, KOTA DENPASAR 2023-07-14T12:39:42+08:00 Ni Luh Sri Suryati muniksu@uhnsugriwa.ac.id I Made Sukma Muniksu muniksu@uhnsugriwa.ac.id <p style="font-weight: 400;"><strong>Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang Pendidikan Agama Hindu yang diimplementasikan dalam pelestarian lingkungan di Desa Pakraman Serangan. Kondisi Pendidikan Agama Hindu di <em>Desa Pakraman </em>Serangan sudah baik, hanya saja perlu diimplementasikannya ajaran dari Pendidikan Agama Hindu agar lingkungan di <em>Desa Pakraman </em>Serangan menjadi terjaga dan lestari. <em>Desa Pakraman</em> Serangan memiliki daya tarik wisata yang perlu dijaga dan dilestarikan secara terus menerus terutama hutan bakau, hewan penyu, terumbu karang, dan pantai serta laut. Tradisi mengarungi lautan ke pulau Serangan pun sudah hilang dikarenakan adanya reklamasi yang mengakibatkan sebagian hutan bakau di jadikan jalan penghubung ke pulau Serangan. Beberapa masyarakat di <em>Desa Pakraman </em>Serangan mulai melupakan bahwa lingkungan penting untuk dijaga dan dipelihara sehingga banyak terjadi pembantaian penyu, beberapa hutan bakau layu dan mati, keberadaan lingkungan dipenuhi oleh sampah. <em>Desa Pakraman</em> Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar memiliki kawasan atau wilayah yang di dalamnya terdapat berbagai sumber daya alam yang patut dikelola serta dilestarikan guna menjaga kelangsungan hidup mahluk hidup yang tinggal di kawasan <em>Desa Pakraman</em> Serangan. Dalam pengorganisasian suatu <em>desa pakraman</em> terdapat tiga unsur utama yang dapat menunjang kelangsungan kepemerintahannya yang dimana ketiga unsur itu adalah desa harus memiliki daerah, penduduk dan tata kehidupan yang berkaitan dengan adat istiadat, norma serta karakteristik budaya lainnya. Implementasi Pendidikan Agama Hindu melalui pendidikan formal terlihat pada kegiatan pembelajaran di sekolah sedangkan pendidikan nonformal berupa penyuluhan agama Hindu. Kemudian untuk melestarikan lingkungan <em>Desa Pakraman</em> Serangan, Pendidikan Agama Hindu juga diimplementasikan melalui praktik ritual keagamaan <em>(Niskala)</em> seperti pelaksanaan <em>Tumpek Wariga, Tumpek Uye, Melasti (Mekiyis), Tawur Kesanga, Nyepi, Mamintar (Nanggluk Mrana). </em>Tentunya juga </strong><strong>prakti</strong><strong>k kegiatan masyarakat <em>(Sekala)</em> melalui kegiatan gotong royong, pelestarian hutan bakau, pelestarian penyu dan pengelolaan sampah.</strong></p> 2023-09-01T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2023 Guna Widya: Jurnal Pendidikan Hindu http://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/GW/article/view/2798 PENDIDIKAN PLURALISME DALAM MEMBANGUN JATI DIRI BANGSA (Perspektif Agama Hindu) 2023-07-14T12:12:32+08:00 I Gede Dedy Diana Putra dedydiana@uhnsugriwa.ac.id Kadek Agus Wardana agoes.wardana89@gmail.com I Made Gede Nesa Saputra nesasaputra48@gmail.com <div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>A country that has multiethnic and multimental uniqueness like Indonesia is faced with its own dilemma, on the one hand bringing Indonesia to become a great nation as a multicultural nation-state, but on the other hand it is a threat. So it is not an exaggeration to say that multicultural conditions are like coals in husks which are easily ignited and heat up at any time. Indonesia has great potential for conflicts between groups, ethnic groups, religions and ethnic groups. One of the indications is that various social, professional, religious, and organizations or groups have started to thrive and are struggling and acting on behalf of group interests which lead to SARA (ethnic, religious, racial and inter-group) conflicts. To produce valid and reliable data, this paper uses a qualitative writing style. In producing logical data, this paper performs several stages of data sorting in the form of: 1). Data reduction, 2). Display data, 3). Verifying data, and 4). Interpreting research data. In its presentation, measurable analysis becomes the basis for processing the data obtained. The perfection of this paper cannot be separated from the library technique which is carried out through an assessment of the existing literature on Google Scholar. Education is the spearhead that is able to restrain and eradicate all harmful doctrines of non-plural and non- multicultural actions which are very appropriate to be applied in the current era in preventing interests and combinations of intolerant understandings in the name of a religion. Strategies in school and implementing a curriculum that emphasizes pluralism and multiculturalism in the current era are very important to be followed up immediately so that misleading intellectual understanding does not multiply ingrained in students' understanding. The role of parents and teachers must be able and synergized in implementing an understanding of the concept of plurality and the plurality of a life so that later students or students understand differences and are able to re-instill heterogeneity. Hinduism in the scope of analysis of pluralism education highly appreciates social diversity. The concept of Hinduism which incidentally is very plural and in its holy book contains teachings about realizing tolerance, <span style="font-size: 0.875rem;">namely Widya, Maitri, Ahimsa, and Santi.</span></p> </div> </div> </div> 2023-09-01T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2023 Guna Widya: Jurnal Pendidikan Hindu